Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada perdagangan Jumat pagi ditutup kembali ke level 1.800, didorong oleh bursa regional. Pada penutupan sesi pagi, IHSG menguat 10,808 poin atau 0,60 persen menjadi 1.801,213 dan indeks LQ45 terangkat 2,771 poin atau 0,72 persen di posisi 384,979. Volume perdagangan sebanyak 919,855 juta saham dengan nilai Rp1,334 triliun dari 16.268 kali transaksi. Analis Riset PT Paramitra Alfa Sekuritas dalam Fokus Pagi, Jumat, mengatakan Penguatan indeks di sejumlah bursa regional bisa menjadi pemicu penguatan indeks. Menurut Paramitra, nilai tukar rupiah yang relatif stabil juga menjadi sentimen positif di pasar hari ini. Sementara pengamat pasar modal Budi Ruseno mengemukakan indeks didorong oleh menguatnya bursa global, terutama kembali naiknya Indeks Dow Jones yang kembali membuat rekor terbarunya. Indeks Dow Jones berakhir di rekor tertingginya pada Kamis (Jumat pagi WIB) di New York untuk kali kedua berturut-turut, yang dipicu oleh berkurangnya tekanan inflasi, menyusul turunnya produksi industri untuk Januari. Selain itu, juga dipicu juga oleh pernyataan Ketua Federal Reserve, Ben Bernanke, pada Rabu kemarin yang memberikan kesan akan menjaga tingkat suku bunganya tidak berubah untuk sementara ini. Indeks Dow Jones Industrial Average dari 30 saham blue-chips bertambah 23,15 poin atau 0,18 persen dari hari sebelumnya menjadi 12.765,01. Kondisi ini diharapkan masih akan mendorong indeks akhir pekan ini mengalami penguatan tiga hari secara berturut-turut. Saham yang naik masih mendominasi pasar, dimana sebanyak 58 jenis dibanding yang turun 47 dan 59 bergerak datar. Kenaikan indeks dipimpin oleh saham Tambang Timah (TINS), Telkom (TLKM), United Tractor (UNTR, Perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) dan Bakrie Sumantera Plantations (UNSP). TINS melaju Rp400 ke posisi Rp9.200, TLKM terangkat Rp150 ke level Rp9.650, UNTR terdorong Rp200 menjadi Rp6.850, PTBA menambah Rp50 ke Rp3.075 dan UNSP naik Rp40 menjadi Rp1.080. (*)
Copyright © ANTARA 2007