Serang (ANTARA News) - Hasil penerbitan obligasi dalam bentuk valuta asing (valas) telah masuk ke cadangan devisa RI, sehingga berpengaruh positif terhadap kondisi moneter di tanah air. "Kemarin baru saja semua hasil penjualan masuk kepada cadangan devisa. Kalau anda lihat cadangan devisa sudah 45 miliar dolar AS lebih. Jadi ini berdampak baik bagi kita, dan nilai tukar juga menguat," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Hartadi A. Sarwono. Hartadi mengungkapkan hal itu usai menjadi pembiacara kunci pada seminar Prospek Investasi dan Potensi Pembiayaan di Propinsi Banten yang berlangsung di Serang, Bantan, Jumat. BI menilai penerbitan obligasi valas senilai 1,5 miliar dolar AS pada 7 Februari 2007 lalu memberikan hasil cukup baik bagi pemerintah Indonesia. "Selain bisa menutup pembiayaan defisit APBN, juga bisa mere-profile financing utang dalam valas, khususnya dolar AS, karena kan banyak juga yang sudah jatuh tempo sehingga harus ada financing terhadap pinjaman itu," katanya. Dari sisi rate (kupon dan bunga obligasi), lanjut Hartadi, juga lebih baik atau rendah jika dibanding dengan rate obligasi valas yang telah diterbitkan sebelumnya, meskipun jangka waktunya sama yaitu 30 tahun. "Yang tahun lalu rate-nya di atas 8,5 persen, tahun ini hanya sekitar 6,6 persen. Ini menunjukkan bahwa risiko nasional sudah jauh menurun," katanya. Menurut dia, dengan kondisi seperti itu, maka biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah lebih kecil atau menurun dibanding 2006 lalu. "Para investor tidak perlu dibayar di atas 8,5 persen, cukup 6,6 persen saja. Saya kira itu hal yang baik dan positif," kata Hartadi. (*)
Copyright © ANTARA 2007