Jakarta (ANTARA News) - Bank Pembangunan Asia (ADB) akan membiayai studi atas kualitas air di Kanal Tarum Barat, yang menyediakan 80 persen pasokan air bersih bagi Jakarta. Siaran pers ADB dalam situs resminya, Jumat, menyebutkan kanal tersebut berada dalam kondisi yang buruk, sehingga muncul interupsi reguler berupa polusi pada proses penyediaan air bersih untuk Jakarta dalam beberapa tahun terakhir. Polusi air terjadi akibat masyarakat yang hidup di sepanjang kanal, dan dari sungai-sungai yang melintas ke hilir di Laut Jawa. Polusi itu akhirnya meningkatkan beban biaya penyulingan air sebelum disalurkan ke para pelanggan di ibukota. Studi selama 12 bulan itu akan dilakukan bersama oleh Perum Jasa Tirta (PJT) 2, perusahaan penyedia layanan air bersih dari aliran Citarum, dan Perusahaan air Korea K-Water, yang menjadi sponsor bersama studi itu. "Polusi air adalah masalah penting pada aliran sungai Citarum, dengan sebagian besar polutan berasal dari industri dan penduduk di wilayah Bandung, sebelum mengalir ke hilir," kata Dirut PJT 2 Djendam Gurusinga. "Hasil studi itu akan digunakan untuk memperbaiki kualitas air di Kanal Tarum Barat dan selanjutnya di seluruh aliran sungai. Studi itu akan memonitor polusi air di 20 atau lebih lokasi dan merekomendasikan langkah perbaikan kualitas air. Hal itu merupakan bagian dari bantuan ADB kepada pemerintah untuk membantu persiapan program investasi 15 tahun dalam memperkenalkan manajemen sumber daya air terintegrasi di aliran sungai Citarum. Program manajemen sumber daya air Citarum terintegrasi akan dimulai pada akhir 2007 dan melibatkan kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi, lokal, masyarakat setempat, kalangan industri, dan organisasi masyarakat. Serangkaian workshop yang digelar pada 2006 telah memformulasikan visi program tersebut, yaitu pemerintah dan masyarakat bekerjasama untuk menciptakan daerah tangkapan dan sungai yang bersih, sehat, dan produktif sehingga memberi keuntungan yang berkelanjutan bagi masyarakat di sepanjang aliran sungai Citarum. Workshop tersebut juga menghasilkan peta jalan untuk program yang memfokuskan pada tujuh area perbaikan, termasuk institusi dan perencanaan untuk manajemen sumber daya air terintegrasi; pembangunan dan manajemen sumber daya air; distribusi air; perlindungan lingkungan; manajemen bancana; penguatan masyarakat; dan manajemen informasi data. "Sesuai dengan UU sumber daya air, pemerintah kini mengambil pendekatan aliran sungai untuk memperbaiki manajemen sumber daya air dan alam di aliran Citarum," kata spesialis senior ADB untuk program investasi dan studi kualitas air, Christopher Morris. "Kerjasama dengan K-Water pada kualitas air bisa membantu mengurangi polusi air di aliran sungai." Proses persiapan proyek air baru di Indonesia dimulai setelah himbauan ADB untuk meningkatkan investasi air di Asia. Pada tahun lalu, ADB mengumumkan akan berupaya melipatgandakan investasi air mereka di Asia hingga mencapai 2 miliar dolar AS per tahun untuk memenuhi kebutuhan air di kawasan itu. (*)
Copyright © ANTARA 2007