Saat ini kita perlukan pemimpin yang memiliki keteladanan. Sama antara sikap dan perkataan. Harus sinkron. Jangan mengakali
Bengkulu (ANTARA News) - Wakil Ketua Badan Sosialisasi Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bachtiar Aly menegaskan bahwa bangsa Indonesia saat ini mengalami krisis identitas kebangsaan sehingga dibutuhkan pemimpin yang memiliki keteladanan.
"Saat ini kita perlukan pemimpin yang memiliki keteladanan. Sama antara sikap dan perkataan. Harus sinkron. Jangan mengakali," kata Bachtiar Aly pada sosialisasi empat pilar bagi mahasiswa di Bengkulu, Sabtu.
Sosialisasi empat pilar ini diikuti 100 mahasiswa dari lima universitas di Bengkulu yakni Universitas Bengkulu, Universitas Agama Islam Bengkulu, Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Universitas Prof DR Hazairin, dan Universitas Dehasen.
Bachtiar menjelaskan krisis identitas kebangsaan berawal dari tidak ada rasa percaya diri, akibat begitu banyaknya korupsi, penyelewengan, ketidakadilan dan orang tidak sejahtera.
"Jadi orang berpikir, apa sih istimewanya menjadi orang Indonesia?. Jadi kita harus menumbuhkan kembali rasa percaya diri dari setiap warga negara, bahwa kita ini harus ada kebanggaan menjadi orang Indonesia," katanya.
Karena itu, katanya, sosialisasi empat pilar kepada para mahasiswa ini menjadi sangat penting.
Di sisi lain, dampak globalisasi saat ini setiap hari di suguhkan informasi-informasi yang sangat liberal termasuk lewat media sosial internet.
"Nah siapa yang akan kontrol ?," katanya.
Menurut dia, sebuah kebebasan tanpa memperhatikan norma dan aturan justru akan menghancurkan diri sendiri serta berbahaya bagi bangsa.
"Kebebasan berekspresi tidak boleh menabrak norma-norma yang ada," katanya.
Ia menjelaskan nilai-nilai ke-Indonesiaan seperti kekeluargaan, gotong royong, kebhinnekaan harus terus ditumbuh kembangkan terutama kepada para mahasiswa generasi penerus bangsa.
"Anak-anak muda kita ini harus kita tumbuhkan optimisme, meski banyak korupsi tetap 5-10 tahun ke depan akan lebih baik," kata Bachtiar.
Pewarta: Jaka Suryo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015