Sarajewo (ANTARA News) - Para pastur dari 10 negara Eropa ambil bagian dalam turnamen sepakbola di Sarajewo, dalam upaya menunjukkan bahwa pesan positif keagamaan juga dapat disebarkan melalui olahraga.
Tim-tim pastur dari Austria, Bosnia, Kroasia, Hongaria, Italia, Polandia, Portugal, Romania, Slovenia, dan Spanyol bertarung di Bosnia, ibukota Bosnia-Herzegovina, dalam turnamen tertutup tiga hari.
Tampil dengan kaos tim dan celana pendek ketimbang busana kepasturan normal mereka, para pastur dari Polandia dan Kroasia melakukan pemanasan di koridor-koridor sempit di sekitar ruangan tempat pertandingan, sebelum pertandingan final antara kedua negara tersebut.
Doa singkat dilakukan sebelum pertandingan dimulai. Polandia meraih kemenangan 5-4 melalui adu tendangan penalti, memupuskan harapan tim Kroasia untuk merebut gelar ketiga.
Tuan rumah Bosnia-Herzegovina merebut juara ketiga berkat kemenangan 2-1 atas Portugal.
"Kami semua menjadi pemenang dalam turnamen ini," kata kapten tim Bosnia, Ivo Tomasevic setelah pertandingan final hari Rabu. "Hal yang paling penting ialah bahwa kita semua berkumpul di sini, bermain, dan menikmati kepadatan di ruangan tersebut."
Pertandingan final itu dihadiri penonton yang memadati kompleks Olimpiade Skenderija dan Tomasevic mengatakan setiap orang sangat bangga atas prestasi mereka, khususnya mengingat bakat sepakbola mereka.
"Kami bermain sepakbola dengan baik dan bangga bahwa para penggemar kami mendukung kami dari hati mereka dan tidak ada masalah dan kesulitan," katanya kepada DPA.
Fuad Muzurivic, pelatih tim nasional Bosnia, juga menyaksikan pertandingan final tersebut dan mengatakan ia terkesan pada event ini secara keseluruhan.
Tomasevic, sementara itu, mengakui bahwa para peserta mengikuti turnamen secara serius, dengan sebagian besar tim mendapat penanganan para pelatih profesional untuk membantu mereka memperbaiki penampilan mereka.
Menurut Tomasevic, hasil yang memperbaiki standar permainan para pastur itu telah meningkatkan minat pada turnamen seluruh Eropa tersebut.
"Gagasan bagi turnamen itu, yang pertama kali diajukan dua pastur Bosnia di Austria, tampaknya semakin populer di antara negara Eropa lainnya. Jadi kami berharap di masa mendatang tim-tim pastur dari Inggris, Perancis, Jerman atau Slovakia," kata Tomasevic.
"Kita semua diundang untuk menyebarkan firman Tuhan, tetapi kita juga didorong untuk mengembangkan lebih lanjut bakat kita, di bidang-bidang seperti musik atau olahraga. Bahkan mendiang Paus Johannes Paulus II, sebagai orang yang sangat terbuka, merupakan aktor saat ia masih muda."
Tomasevic menambahkan bahwa turnamen tersebut juga merupakan kesempatan sangat baik bagi para tokoh agama untuk bersosialisasi dengan satu sama lainnya, belajar tentang kebudayaan dan tradisi negara Eropa lainnya dan pengalaman-pengalaman Gereja Katolik di negara-negara itu, tetapi juga untuk menunjukkan wajah lainnya pada jemaah.
Para pastur, menurut Tomasevic, bukan hanya pria berpakaian hitam, tetapi merupakan "orang sederhana yang tidak beda dengan lainnya, orang yang ingin hidup dan menikmati kehidupan, seperti bermain sepakbola."
Kepala Gereja Katolik di Bosnia-Herzegovina, Kardinal Vinko Puljic, mendukung sepenuhnya kejuaraan sepakbola pastur tersebut.
"Ini mestinya mengirimkan suatu pesan kuat dan menjadi contoh yang baik pada generasi muda bahwa mereka hendaknya jangan takut hidup, tetapi mestinya menemukan kebahagiaan dan merasakannya melalui olahraga," kata Kardinal Puljic dalam misa keagamaan sebelum turnamen tersebut.
Event olahraga yang melibatkan pastur dan menunjukkan ke pihak lain tentang kehidupan mereka, menurut para pejabat gereja, mungkin juga akan mendorong generasi muda untuk menjalali ajaran agama Kristen dan memutuskan untuk menjadi pastur. (*)
Copyright © ANTARA 2007