Jakarta (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan, pemerintah memutuskan untuk mempertahankan satelit L band dan mengisi slot orbitnya yang kosong karena satelit sebelumnya ke luar jalur orbit.
"Karena di dunia ini ada delapan dan ini sangat penting bagi kita, terutama bisa dimanfaatkan baik itu untuk bencana atau untuk eksplorasi di hutan, di laut, dan untuk monitor sistem aplikasinya bermacam-macam, maka diputuskan slot tersebut harus di-secure (diamankan) dan tetap oleh Indonesia," katanya seperti dikutip dari laman Kementerian Kominfo, Jumat.
Menteri mengatakan keputusan tersebut diambil dalam rapat terbatas yang digelar oleh Presiden Joko Widodo di Istana, Kamis (3/12).
Ia menjelaskan Indonesia merupakan salah satu pemilik slot orbit untuk satelit L band dari 8 (delapan) slot di seluruh dunia. Satelit L Band tersebut cakupannya bisa sampai Asia Timur dan Asia Selatan. Namun, pada awal tahun terjadi kebocoran fuel yang membuat satelit L band keluar orbit.
Orbit itu harus segera diisi kembali oleh Indonesia. Bila tidak diisi, maka akan diambil oleh operator lain dari negara lain.
Menkominfo menjelaskan, karakteristik slot satelit itu adalah untuk L band, untuk komunikasi bergerak.
Nantinya, kata Rudiantara, slot satelit itu bisa digunakan oleh lembaga pemerintah lintas sektoral apakah untuk Kementerian Kehutanan, Badan Keamanan Laut (Bakamla), BNPB dan lainnya.
"Jadi kita punya satelit sendiri yang pada umumnya nantinya mayoritas untuk kegiatan pemerintah," kata Rudiantara.
Mengenai cara mendapatkan satelit tersebut, menurut Menkominfo, diusahakan akuisisinya dilakukan dengan cara yang paling murah dengan cash.
"Ini bahasanya sangat teknis sekali ya, L band ini untuk Indonesia itu di slot bujur timur 123 nah, di Indonesia kemudian d-assign dulu oleh PT PSN, diluncurkan tahun 2000, rencananya baru akan habis tahun 2019," katanya.
Sementara itu Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengatakan, dalam rapat terbatas, Presiden Jokowi memberikan arahan agar satelit slotnya diambil dan tetap harus menjadi milik Indonesia.
"Karena satelit itu dibutuhkan untuk menjaga keamanan laut dan juga udara kita," ujarnya.
Pewarta: M Arief Iskandar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015