Indonesia akan menjadi bagian dari pengambilan keputusan, dan bukan penerima akibat dari keputusan."
Jakarta (ANTARA News) - Indonesia resmi aktif kembali sebagai anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) seiring keikutsertaan dalam sidang ke-168 di Wina, Austria, kata Gubernur Indonesia untuk OPEC Widhyawan Prawiraatmadja.
Menteri ESDM Sudirman Said hadir dalam sidang yang berlangsung Jumat yang dihadiri 12 negara anggota lainnya.
Widhyawan, yang menjabat Gubernur Indonesia untuk OPEC periode 2015--2017, dalam keterangannya mencatat, sebagai negara besar dengan kebutuhan energi yang cukup tinggi dan terus meningkat, Indonesia perlu memastikan ketahanan energinya.
"Saat ini Indonesia dalam proses transisi dari penggunaan energi yang didominasi oleh energi fosil menuju energi baru terbarukan yang lebih berkesinambungan di masa datang," ujarnya.
Menurut dia, peningkatan ketahanan energi dilakukan dengan membenahi sektor energi dalam negeri dalam bentuk memudahkan perizinan untuk investasi, menggalakkan eksplorasi dan meningkatkan tata kelola.
"Hal ini diperkuat dengan peningkatan peran aktif negara dalam kerja sama luar negeri baik secara multilateral maupun bilateral," katanya.
Saat ini, menurut dia, Indonesia telah menjadi anggota International Energy Agency (IEA) sejak 17 November 2015 dan kembali mengaktifkan keanggotaannya di OPEC mulai 2016 dengan tujuan memastikan kepentingan nasional Indonesia terjaga.
Widhyawan menilai, Indonesia akan mendapatkan manfaat dari keberadaannya di tengah-tengah dua organisasi energi global yang penting tersebut.
"Indonesia akan menjadi bagian dari pengambilan keputusan, dan bukan penerima akibat dari keputusan," katanya.
Selain itu, ia menambahkan, Indonesia mampu meningkatkan jejaring energi internasional, percepatan alih teknologi, kesempatan bisnis pasokan minyak dan produk yang saling menguntungkan, akses pada penelitian dan pengembangan terkini, serta kesempatan bagi putra dan putri terbaik Indonesia berkiprah lebih luas di organisasi energi global.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015