Berlin (ANTARA News) - Jerman akan memperketat penyaringan bagi siapa pun peminta status pengungsi, kata menteri dalam negeri, Kamis, saat negara itu diperkirakan menerima hampir satu juta pendatang pada tahun ini.
Wawancara pribadi akan diterapkan kembali untuk semua pelamar, termasuk warga Suriah, yang setahun belakangan hanya harus memberikan keterangan tertulis, kata Thomas de Maiziere.
"Saya menilai perlu memperkenalkan kembali penilaian pribadi bagi semua pengungsi dan pencari suaka, terlepas dari negara mana mereka berasal," kata menteri itu, tanpa menyebut tanggal mulai pemberlakuan kebijakan itu.
Kendali lebih ketat diperlukan untuk "alasan keamanan", "memastikan jati diri dan mencegah penyalahgunaan", pasca-kejadian pencari suaka menggunakan paspor palsu Suriah.
Jerman akan mengirim kembali sebagian warga Afghanistan, sekarang merupakan kelompok terbesar kedua kedatangan setelah Suriah, kata de Maiziere dalam pertemuan dengan para menteri dalam negeri Jerman.
Para menteri sepakat bahwa "repatriasi ke daerah yang aman di Afghanistan diizinkan pada prinsipnya," katanya pada konferensi pers pertemuan itu di kota barat Koblenz, seperti diberitakan AFP.
De Maiziere mengatakan Berlin dan Kabul akan meningkatkan kerja sama untuk memerangi perdagangan dan kampanye informasi perdagangan manusia untuk menghalangi orang melakukan perjalanan sulit ke Eropa.
Sementara itu, Kanselir Angela Merkel mengatakan dalam pertemuan dengan pemimpin negara bagian Jerman di Berlin bahwa kabinet nya Rabu depan akan membahas upaya untuk memperkenalkan kartu identitas bagi para migran.
Menurut Merkel, yang kebijakan buka pintu pada pengungsinya telah menuai perpecahan dalam pemerintahan koalisi kiri-kanannya, dokumen tersebut "akan diluncurkan sedikit demi sedikit setelah periode pengantar.
De Maiziere menunjukkan bahwa 800 ribu orang telah "jelas" diterima pada November dan bahwa ia akan mengumumkan angka terbaru kedatangan migran pada Senin.
Organisasi non-pemerintah Pro Asyl mengkritik keputusan menteri untuk memperketat kriteria kedatangan, mengatakan bahwa penilaian individu akan memperlambat proses dan memerangkap pengungsi "dalam proses penantian berbulan lamanya".
Pimpinan Pro Asyl Guenter Burkhardt juga berpendapat bahwa tidak lah bertanggung jawab mengirim orang kembali ke kawasan bergolak Afghanistan, dengan alasan bahwa negara itu tidak memiliki "daerah yang dapat dianggap aman secara permanen".
"Ini adalah pertaruhan dengan nyawa manusia," katanya.
De Maiziere tidak setuju.
"Langkah itu diperlukan dan saya senang menteri dalam negeri (regional) setuju," katanya.
(Uu.G003)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015