Sidoarjo (ANTARA News) - Warga Perum Tanggulangin Anggun Sejahtera (TAS) I, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, Jatim yang menjadi korban lumpur Lapindo Brantas Inc, "memusingkan" aparat kepolisian setempat, dengan kembali memblokade jalan hingga Kamis petang, sehingga sempat melumpuhkan arus lalu lintas Surabaya-Malang. Informasi yang dihimpun ANTARA News menyebutkan, aksi mereka dipicu setelah perundingan Bupati Sidoarjo Drs Win Hendrarso dan Ketua Timnas Penanganan Semburan Lumpur Sidoarjo dan pihak Lapindo Brantas Inc mengkandaskan tuntutan mereka, yakni meminta ganti rugi, setelah rumahnya ditenggelamkan lumpur. Aparat polisi dipusingkan oleh sekelompok pengunjukrasa, karena sepulang dari berunding di Pendopo Delta Wibawa bersama Bupati Sidoarjo Win Hendrarso dan Ketua Timnas Penanganan Semburan Lumpur, justru pulang dengan menutup jalan. Setelah puas menutup jalan, berjalan lagi ke selatan hingga seterusnya. Pertama kali jalan yang ditutup, perempatan Jl.Erlangga, kemudian disusul ke pertigaan Jl Raya Majapahit, tepatnya depan Pos Polisi Larangan. Puas menutup jalan itu sambil orasi, diteruskan ke pertigaan Jl. Raya Candi, dekat Mapolsek Candi. Karena berulangkali berhenti sambil menutup jalan, aparat kepolisian tak mampu berbuat banyak. Justru jadi penonton, hingga pengunjukrasa warga korban lumpur berjalan lagi ke selatan dan berhenti di depan Kantor Dishub. Merekka kemudian memblokade jalan depan Kantor Dishub Sidoarjo, hingga pukul 17.30 WIB belum juga bubar. Sementara sekelompok petugas dengan dipimpin Kapolres Sidoarjo, hanya menyarankan agar melanjutkan perjalanan pulang ke rumahnya masing-masing. Namun dua truk yang mengangkut anggota Polres Sidoarjo, mendahului menuju Jl Raya Siring Kecamatan Porong untuk mengantisipasi aksi demo tersebut. Pendemo bersedia bubar, jika Bupati Sidoarjo Win Hendrarso datang untuk menemui dirinya. Padahal saat itu, Win Hendrarso masih berunding dengan para wakil mereka. Namun, karena ngotot tak mau membubarkan diri, Kapolres Sidoarjo kembali tak bisa berbuat banyak. Menjelang magrib, baru pendemo membubarkan diri. Dengan catatan, akan beraksi lagi 22 Februari 2007 nanti. "Berdasarkan keputusan rapat yang dihadiri oleh pimpinan Lapindo Brantas Inc, Bupati Sidoarjo, Ketua Timnas PSLS dan Ketua DPRD Sidoarjo, kepastian akan nasib warga Perum TAS I akan ditentukan 22 Pebruari 2007 mendatang," kata salah satu warga Perum TAS I. Bupati Win Hendrarso saat menyampaikan di hadapan perwakilan warga Perum TAS I di Pendopo Delta Wibawa, Kamis mengatakan, keputusan ini diambil jajaran terkait yang terlibat dalam permasalahan luapan lumpur Lapindo, setelah melakukan pertemuan di Surabaya, Kamis pagi. Dalam pertemuan itu akhirnya diputuskan, bahwa nasib warga Perum TAS I akan ditentukan hingga 22 Pebruari.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007