Wina (ANTARA News) - Salah satu tersangka otak serangan teror di Paris bulan lalu, Salah Abdeslam, pernah pergi ke Hungaria di mana di sana dia merekrut "sebuah tim" dari para migran tak terdaftar yang lolos melewati pemeriksaan, kata para pejabat Hungaria seperti dikutip AFP.
"Saya dapat memastikan bahwa salah satu arsitek utama serangan teror Paris pernah di Budapest," kata Kepala Staf Perdana Menteri Viktor Orban, Janos Lazar, dalam jumpa pers di Budapest.
Lazar tidak mengungkapkan nama tersangka ini atau kapan tersangka berada di Hungaria, atau apakah orang-orang yang direkrut tersangka ambil bagian dalam teror Paris 13 November yang kemudian diakui ISIS dilakukannya.
Seorang sumber pemerintah yang menolak menyebutkan namanya kemudian memastikan bahwa orang yang dimaksud Lazar itu adalah Abdeslam, tersangka utama serangan teror di Paris yang kini buron.
Lazar mengatakan tersangka pernah berada di Stasiun Keleti di Budapest, "untuk merekrut sebuah tim dari para imigran yang menolak mendaftarkan diri ke pihak berwajib Hungaria".
Dia kemudian meninggalkan Hungaria bersama para imigran itu, sambung Lazar.
Sampai September lalu, ketika Hungaria menutup perbatasannya dengan Serbia, ribuan migran dan pengungsi memang sempat berhari-hari atau berminggu-minggu tinggal di kamp di Stasiun Keleti dalam perjalanan ke Eropa Utara setelah melewati Balkan.
Seorang sumber Prancis yang mengetahui penyelidikan berkata kepada AFP bahwa sebuah mobil yang disewa Abdeslam pernah berada di Hungaria pada 17 September.
Belum jelas benar apakah Abdeslam yang kelahiran Belgia itu mengendarai sendiri kendaraan itu atau ditemani orang lain.
Abdeslam, 26, juga pernah berada di Austria pada 9 September setelah dihentikan selagi ada razia, kata pihak berwenang Austria 17 November lalu.
Dia dan dua pria lainnya dihentikan dalam sebuah mobil bernomor Belgia setelah datang dari arah Jerman, bukan dari Hungaria.
Saat itu Abdeslam mengaku kepada polisi bahwa dia tengah berlibur.
Bulan lalu pihak berwajib Austria mengatakan dua pria lainnya itu sejauh ini tidak ada kaitannya dengan serangan teror di Paris.
Abdeslam, yang kakaknya Brahim meledakkan diri di sebuah bar pada malam ketika Paris diteror, dikeluarkan dari Paris menuju Belgia setelah pembantaian 13 November itu oleh dua pria yang kemudian ditahan dan didakwa Belgia, demikian AFP.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015