Jakarta (ANTARA News) - Para atlet olimpian Indonesia meminta KONI mengembalikan logo lima ring yang selama ini digunakan ke Komite Olimpiade Internasional (IOC) agar tidak memunculkan kerugian bagi atlet yang akan turun di kejuaraan internasional.
Perwakilan olimpian, Krisna Bayu di Jakarta, Kamis, mengatakan desakan agar KONI melepaskan lima ring ini merupakan buntut dari kekecewaan olimpian yang menilai keputusan KONI pada Musornas 2015 di Papua beberapa waktu lalu diplintir jika dibandingkan dengan rapat Komisi I Bidang Organisasi.
"Pada rapat komisi diputuskan jika penggunaan dan pemakaian ring lima pada lambang KONI untuk tidak digunakan selanjutnya dikembalikan ke IOC. Tapi pada keputusan akhir ternyata tidak sama," katanya di Kantor KOI Senayan, Jakarta.
Mantan atlet judo itu menegaskan, jika KONI tidak segera melepaskan lima ring yang ada pada logo akan banyak kerugian yang ada didapat. Selain mendapatkan sanksi dari IOC, posisi Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang terancam.
Dengan kondisi tersebut, para olimpian diantaranya Krisna Bayu, Hadi Wihardja, Liane, Juana Wangsa Putri serta Suryo Agung mendukung penuh keputusan pemerintah yang mendesak KONI untuk segera mencopot logo lima ring sesuai dengan anjuran IOC.
Pemerintah dalam hal ini Kemenpora bahkan telah mengirimkan surat teguran keras yang harus ditangani selama 10 hari kedepan. Jika tidak ditanggapi sanksi administrasi sesuai dengan perundang-undangan akan diterapkan.
"Kami ingin Ketua Umum KONI Pusat bersikap legowo dan bijak sebagai patriot sejati olahraga Indonesia yang memajukan martabat bangsa dan negara," kata Krisna Bayu dengan tegas.
Permasalahan penggunaan lima ring pada logo KONI sudah berjalan lama bahkan sudah masuk ranah hukum. Bahkan sudah ada keputusan dari Pengadilan Niaga Jakarta Pusat Nomor 68/PDT.SUS.MEREK/2014/PN.NIAGA.JKT.PST tanggal 4 April 2015.
Namun, pihak KONI hingga saat ini dinilai belum melaksanakan keputusan. Bahkan lembaga yang dipimpin oleh Tono Suratman ini akan membawa permasalahan ke IOC. Kondisi ini kurang disetujui oleh olimpian karena masalah ini dinilai bisa diselesaikan di Tanah Air.
Pewarta: Bayu K
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015