Kolaka, Sulawesi Tenggara (ANTARA News) - Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Dwi Praptomo Sudjatmiko mengimbau petani cengkih di Kabupaten Kolaka untuk menjaga kualitas produksi mereka.
"Komoditas cengkih nasional masih unggulan," kata Dwi saat acara penyerahan bibit cengkih dari Sampoerna di Kabupaten Kolaka, Kamis.
Kebutuhan cengkih nasional cenderung meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan permintaan luar negeri.
Selain itu, produk cengkih juga digunakan selain untuk rokok, seperti farmasi, kesehatan, spa dan aromaterapi.
Agar daya saing cengkih Indonesia berkembang, petani perlu juga menjaga kuantitas agar kebutuhan selalu terpenuhi.
Hal penting lainnya, lanjut Dwi, adalah kontinuitas produksi jangan sampai terganggu.
Indonesia memiliki area pengembangan cengkeh seluas 502 ribu hektar, 97 persen lahan cengkih merupakan perkebunan rakyat dan sisanya milik perusahaan yang menanam untuk digunakan sendiri.
Serapan produksi komoditas tersebut, menurut Ketua Dewan Nasional Asosiasi Petani Cengkih Indonesia (APCI) Dahlan Said terbanyak digunakan oleh pabrik rokok, 93 persen dan sisanya digunakan sebagai rempah-rempah, seharga Rp 125.000 per kilogram.
Dwi mengatakan pengembangan komoditas tersebut belum maksimal, sekitar 40 hingga 60 persen di bawah potensi yang dimiliki.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015