Singapura (ANTARA News) - Harga minyak dunia naik kembali di perdagangan Asia pada Kamis, namun perdagangan berhati-hati karena tanda-tanda kartel OPEC terpecah menjelang pertemuan tentang apakah akan mempertahankan atau memangkas tingkat produksi yang tinggi.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) ditutup di bawah 40 dolar AS per barel untuk pertama kalinya sejak akhir Agustus pada Rabu, setelah data menunjukkan peningkatan dalam stok komersial dan produksi AS, menambah kecemasan tentang kelebihan pasokan yang telah berlangsung lama.
Fokus sekarang pada pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPE) di Wina, Jumat. Para pengamat mengatakan 12 anggota tampaknya terpecah, dengan Arab Saudi dan mitra Teluk-nya bertentangan dengan anggota lain yang mendorong untuk memotong produksi dalam upaya mengangkat harga.
Di perdagangan Asia, WTI untuk pengiriman Januari naik 70 sen pada 40,64 dolar AS per barel, dan minyak mentah Brent diperdagangkan 85 sen lebih tinggi di 43,34 dolar AS per barel pada sekitar pukul 06.30 GMT.
WTI turun 4,6 persen pada Rabu, sementara Brent merosot 4,4 persen.
Bloomberg News mengatakan Venezuela dan Ekuador -- yang telah terpukul parah akibat penurunan tajam harga minyak -- akan mencari pengurangan produksi selama pertemuan.
IHS Energy mengatakan Saudi, Kuwait, Qatar dan Uni Emirat Arab akan memiliki pengaruh besar pada nada pertemuan karena mereka menghasilkan lebih dari setengah dari produksi OPEC 31,5 juta barel per hari.
"Tanpa kelompok Teluk, tidak ada kesepakatan OPEC yang efektif," IHS Energy mengatakan dalam sebuah laporan menjelang pertemuan Jumat.
OPEC telah memproduksi minyak di atas target kolektif 30 juta barel per hari, karena anggota berpengaruh yang dipimpin oleh Arab Saudi mencoba mempertahankan pangsa mereka dari pasar yang sangat kompetitif.
Harga telah merosot lebih dari setengah dari puncak di atas 100 dolar AS per barel di pertengahan 2014, sebagian besar karena kelebihan pasokan.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015