"Seorang kiai yang terus menguatkan hati saya, seorang sahabat yang telah memberikan banyak hal dalam perjalanan karir saya," kata Menpora setelah melayat di rumah duka di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, Kamis.
Menurut Imam, sosok Slamet betul-betul membuka suatu jalan kehidupan bahwa menatap hidup itu harus penuh optimistis, harus seimbang, harus memberikan suri tauladan, dan harus memberikan semangat bagi generasi muda.
"Itu yang tidak pernah saya lupakan dan setiap kesempatan apa pun yang saya ambil pasti beliau memberikan masukan, memberikan kritik bahkan tidak segan-segan mengatakan bahwa 'kamu salah' secara terbuka. Nasehat-nasehat beliau saya sangat yakin itu berasal dari hati kecil beliau yang paling dalam," katanya.
Ia juga menyatakan terakhir bertemu dengan Slamet sekitar 20 hari yang lalu.
"Beliau bilang "Mam, kalau kamu yakin itu benar kamu jangan takut, dan kamu harus istiqamah dalam menentukan pilihanmu," kata mantan Sekjen PKB tersebut.
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Slamet Effendy Yusuf meninggal dunia pada Rabu (2/12) malam sekitar pukul 23.00 WIB di Bandung, Jawa Barat, dalam usia 67 tahun.
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015