Jakarta (ANTARA News) - Partai politik perlu memiliki lembaga pemikir atas aktivitasnya agar lebih terarah dan dengan demikian eksistensinya bisa lebih terasa manfaatnya bagi masyarakat.
Demikian pendapat pengajar politik pada Fisipol UGM Purwo Santoso dalam diskusi tentang lembaga perwakilan yang responsif yang diselenggarakan Fraksi Partai Golkar (FPG) DPR RI di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis.
Diskusi yang dibuka Ketua FPG DPR Andi Matalatta itu juga menghadirkan pengamat politik dari CSIS J Kristiadi dan para pembahas dari anggota fraksi-fraksi di DPR.
Purwo mengemukakan, dengan lembaga pemikir maka parpol juga akan memiliki arahan yang jelas bagi kadernya untuk berperan di masyarakat. Peran kader akan semakin terlihat bagi parpol yang berhasil menempatkan kadernya di lembaga-lembaga legislatif.
"Kalau kader-kader parpol tidak mampu bertindak responsif, maka parpol dan DPR akan ditinggalkan masyarakat," katanya.
Kader parpol juga harus mampu mengindetifikasi dan menyerap aspirasi yang paling mendasar di masyarakat dan tidak sekadar aspirasi yang mengemuka di publik.
Kristiadi mengemukakan, kader parpol yang baik dan akan mampu memperkuat lembaga perwakilan adalah mereka yang mampu menunjukkan empati dan kesadaran untuk memperjuangkan kepentingan rakyat, bukan semata-mata kepentingan partai politiknya.
Kader partai yang responsif, menurut Kristiadi, bisa muncul bila sistem Pemilu dilaksanakan dengan penghapusan nomor urut dalam daftar Caleg. Ini bagian dari mekanisme rekrutmen kader terbaik yang benar-benar dipilih oleh masyarakat.
Andi Matalatta mengemukakan, parpol memiliki tanggung jawab besar untuk mampu menciptakan kader yang responsif. Mekanisme perekrutan kader yang baik tergantung pada bagaimana rekrutmen dilaksaakan parpol, bagaimana membangun struktur internal partai dan aturan main yang dibangun dengan mengdepankan kedewasaan.
"Saya kira, inilah tantangan yang dihadapi partai politik dan Golkar bertekad untuk menciptakan kader-kader di masyarakat," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007