Kalau kita cepat mengetahuinya maka dapat ditangani agar virusnya tidak menyebar dalam tubuh penderitanya."
Mukomuko (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menganjurkan seluruh ibu hamil di daerah itu menjalani tes darah untuk mengecek apakah ada yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus atau HIV.
"Seluruh ibu hami dianjurkan pemeriksaan HIV. Penjaringan sudah kita lakukan. Mereka juga sudah kita anjurkan. Dan beberapa puskesmas sudah berjalan pemeriksaan," kata Kabid Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko Melia Fajriani di Mukomuko, Rabu.
Ia mengajak, ibu hamil itu menjalani tes HIV secara sukarela. Tidak dipaksakan. Kalau dipaksakan bertentangan hak azazi manusia (HAM).
Tidak hanya ibu hamil, ia berharap, warga masyarakat sukarela menjalani tes HIV/AIDS.
"Kalau kita cepat mengetahuinya maka dapat ditangani agar virusnya tidak menyebar dalam tubuh penderitanya," ujarnya.
Ia memastikan, ada masyarakat setempat yang terinfeksi HIV. Karena semakin mobilitas masyarakat setempat tinggi. Selain itu kabupaten itu baru berkembang, jadi wajar-wajar saja ada kasusnya.
Untuk itu, katanya, instansi itu menganjurkan ibu hamil termasuk masyarakat menjalani tes HIV agar dapat diketahui jumlah riil penderita penyakit ini.
Ia mengatakan, instansi itu sudah membagikan peralatan rapit tes atau tes cepat HIV kepada setiap puskesmas yang tersebar di 15 kecamatan agar dapat melayani pemeriksaan HIV di wilayahnya masing-masing.
"Dengan adanya alat ini diharapkan dapat menjadi pemetaan dan proyeksi untuk menentukan jumlah masyarakat yang terinfeksi HIV," ujarnya.
Selain itu, ungkapnya, di sejumlah puskesmas sudah ada konselir yang khusus menangani pasien HIV/AIDS. Sebanyak tiga dari 17 puskesmas sudah ada konselir sendiri.
"Kita juga sudah ada klinik VCT (Voluntary Counseling Test) di RSUD yang melayani pengobatan penyakit ini," ujarnya.
Tahun ini, katanya, instansi itu akan mengadakan pelatihan tentang penanganan penderita bagi enam orang tenaga medis untuk ditugaskan di klinik VCT dan satu orang di dinas ini.
Selanjutnya, katanya, setelah enam orang ini dilatih tinggal menunggu surat keputusan penugasannya. Selain menunggu pasokan logistik dari Kementerian Kesehatan seperti obat-obatan.
"Bila selama ini pasien dirujuk ke rumah sakit M Yunus Kota Bengkulu. Setelah lengkap peralatan dan sumber daya manusia, dapat ditangani di RSUD setempat," ujarnya.
Pewarta: Ferri Arianto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015