Makassar (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat Irjen Pol Pudji Hartanto Iskandar akan mengevaluasi kepemilikan senjata api bagi para anak buahnya setelah adanya kasus penembakan di Sulawesi Barat.
"Kita akan evaluasi nanti. Siapa-siapa saja yang berhak memegang senjata dan bagaimana cara memperoleh senjata," kata Kapolda Pudji Hartanto Iskandar di Makassar, Rabu.
Dia mengatakan, salah satu yang akan diperketat dalam tes pengambilan senjata api (pistol) itu adalah dengan memperketat tes kejiwaan atau psikologi.
Bahkan bagi para anggota yang sudah memegang senjata api itu, juga akan dilakukan tes psikologi secara berkala agar kasus-kasus tembak diri sendiri tidak terulang lagi nantinya.
Diketahui, seorang anggota polisi yang bertugas sebagai Provost Polres Mamuju, Sulawesi Barat Brigadir Polisi Dua (Bripda) Ricky Ricardo nekad menembak dirinya di bagian kepala setelah diputuskan oleh kekasihnya Bripda Fitria.
"Benar ada insiden itu dan sangat disayangkan motif penembakan itu dilakukan karena kisah asmara," ujar Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat Kombes Pol Frans Barung Mangera.
Dia mengatakan, Bripda Ricky sesaat setelah penembakan itu belum dinyatakan meninggal dunia dan sempat dirawat di Rumah Sakit Mitra Manakarra, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.
Bripda Ricky menghembuskan nafasnya yang terakhir setelah dirujuk ke Rumah Sakit Regional Dr Wahidin Sudirohusodo. Bripda Ricky meninggal dunia dalam perjalanan.
"Jadi korban setelah dirawat di RS Mitra Manakarra di Mamuju itu masih bernafas dan kemudian dirujuk ke RSU Wahidin. Tapi dalam perjalanan dia menghembuskan nafasnya yang terakhir," katanya.
Barung menjelaskan, korban nekad menembak kepalanya bagian sebelah kanan dengan menggunakan senjata organik Polri, jenis Revolver saat sedang berselisih paham di atas mobilnya.
"Korban cekcok di atas mobil Honda Brio yang dikendarainya bersama kekasihnya Bripda Fitria. Cekcok itu karena persoalan restu orang tua yang tidak didapatkan," sebutnya.
Barung menyebutkan perselisihan beda pendapat itu terjadi ketika orang tua dari Bripda Fitria tidak memberikan restu kepada kekasihnya Bripda Ricky Ricardo yang berbeda keyakinan.
Sehingga, lanjutnya, Bripda Ricky kemudian mengambil pistolnya itu dan langsung menembak kepalanya tepatnya di sebelah kanan belakang telinganya.
Pewarta: Muh Hasanuddin
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015