"Selama ini kami selalu mendukung program kerja pemerintah, termasuk rencana reklamasi pantai teluk Jakarta yang letaknya dekat dengan permukiman kami. Kami yakin reklamasi akan membawa perkembangan yang positif," kata H. Warnita, Ketua Paguyuban Nelayan Pengasinan Indonesia (PNPI) dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu.
Menurut Warnita, masih banyak fasilitas yang dibutuhkan nelayan yang perlu mendapat perhatian pemerintah seperti fasilitas pengeringan ikan, perbaikan lingkungan permukiman, serta tempat pendaratan ikan.
Dia sangat menyayangkan adanya pihak luar Muara Angke yang justru menjual nama nelayan Muara Angke untuk tujuan tertentu. Mereka ‘berteriak teriak’ mengatakan nelayan menolak reklamasi pantai yang menjadi program pemerintah DKI Jakarta.
"Kami justru dukung reklamasi kok, siapa itu yang menjual nama kami untuk menolak reklamasi pantai? Bukan nelayan sini pasti tuh," ujar Warnita.
Sementara itu tokoh nelayan lainnya Ustadz Mukri mengatakan mereka yang ‘bikin keributan’ di luar dengan mengatasnamakan nelayan justru tidak dikenal di Muara Angke. Karena itu warga perkampungan nelayan menduga mereka memiliki agenda terselubung.
Mukri juga menjelaskan bahwa kerjasama pihak Pluit City dengan warga Muara Angke selama ini berjalan baik. Misalnya banyak program CSR Pluit City yang disalurkan kepada warga Muara Angke, seperti bantuan pembangunan masjid, beasiswa, pembangunan TPA dan PAUD, perbaikan infratruktur jalan, dukungan berbagai kegiatan sosial, dan sebagainya.
Sementara itu AVP Public Relation and General Affairs Pluit City Pramono mengatakan, selama ini hubungan pihaknya dengan nelayan Muara Angke harmonis. Bahkan pihaknya telah merencanakan kedepan saat Pluit City dalam masa pembangunan akan memberikan kesempatan warga Muara Angke akan direkrut sebagai karyawan.
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015