Aden, Yaman (ANTARA News) - Pejuang Al Qaeda mengusir pasukan pemerintah keluar kota strategis di Yaman, Rabu, setelah bentrokan menyebabkan 15 orang tewas, kata pejabat.
Kelompok pejuang itu hanya sebentar menguasai Jaar di bagian utara Provinsi Abyan, yang digambarkan militer sebagai penghubung utama kota di selatan Aden dengan Mukalla, Ibu Kota Provinsi Hadramaut di bagian tenggara, yang dikuasai Al Qaeda.
Pejabat pemerintah kepada Kantor Berita AFP di kota tersebut mengatakan bahwa kelompok pejuang itu mundur beberapa jam setelah melakukan gerakan membunuh Ali Al Sayed, komandan pasukan "Perlawanan Rakyat" pendukung pemerintah, yang berjuang atas dukungan Iran.
Sayed dan 10 anggota pasukannya tewas dalam pemberontakan, kata pejabat.
Jaar adalah pihak yang menamakan diri Perlawanan Rakyat, yang telah memerangi pemberontak Syiah Houthi dan sekutu mereka, termasuk kelompok Sunni Islam, anggota suku, tentara loyalis pemerintah, dan kelompok separatis di wilayah selatan.
Empat pejuang Al Qaeda juga tewas dalam bentrokan tersebut, kata pejabat pemerintah.
"Jaar sekarang bebas dari Al Qaeda dan komite Perlawanan Rakyat," kata sumber menambahkan bahwa kelompok pejuang mundur dari menuju Ibu Kota Provinsi provincial capital Zinjibar, di mana mereka sudah mengendalikan kantor-kantor pemerintahan.
Perebutan Jaar bisa mengamankan hubungan antara kubu pejuang di Mukalla dab Aden, yang merupakan markas sementara pemerintah yang diakui secara internasional, menurut sumber militer.
Hal itu akan memungkinkan kelompok militan mengirimkan bala bantuan dari Mukalla menuju Aden melalui Jaar.
Pemberontak yang didukung Iran memerangi pasukan propemerintah di Yaman dalam beberapa bulan terakhir dan pasukan propemerintah pada bulan Juli melancarkan operasi perebutan kembali lima provinsi di wilayah selatan, termasuk Abyan dan Aden, dari para pemberontak.
Namun, kelompok militan Islam, termasuk Al Qaeda kelompok IS, tampak kuat di dalam dan sekitar Aden, yang mana kaum pejuang juga hadir di sana.
Kemajuan Qaeda
Sebagaimana mereka memasuki Jaar, kelompok pejuang meledakkan markas utama kubu Perlawanan Rakyat dan mengejar pasukan propemerintah, yang mayoritas lari ke kota, kata saksi mata.
Penduduk setempat kepada Kantor Berita AFP melalui telepon mengatakan bahwa pemimpin kelompok militan menyampaikan pengumuman melalui pelantang dari Masjid Agung di kota itu bahwa that Al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) mengontrol sepenuhnya pemerintahan Jaar dan masyarakat sekarang dalam keadaan aman serta hidup normal.
Namun, beberapa jam kemudian, tidak ada milisi Al Qaeda yang terlihat di Jaar, kata saksi mata, menambahkan bahwa delapan unit kendaraan lapis baja dan pasukan dikerahkan selama bentrokan yang diikuti penarikan pasukan ke Zinjibar.
Seorang warga yang mengaku telah berbicara dengan kelompok pemberontak mengatakan kepada AFP bahwa AQAP memiliki daftar nama pasukan propemerintah bahwa meteka akan melikuidasi dan meninggalkan Jaar untuk rakyatnya sendiri.
AQAP, sudah aktif di selatan dan tenggara, telah melakukan kerusuhan di Yaman, di mana koalisi pimpinan Arab Saudi menggempur pemberontak sejak bulan Maret.
Kelompok milisi telah memberlakukan aturan hukum Islam yang ketat di Mukalla, yang mereka rebut pada bulan April.
Pada bulan lalu, pasukan bersenjata Islam radikal memasuki sebuah fakultas di Aden University, memaksa para pelajar meninggalkan kampus, dan mengunci gerbang utama fakultas tersebut, menurut saksi mata.
Mereka mengatakan bahwa pasukan bersenjata menutup fakultas setelah mereka mengancam akan menggunakan pasukan melawan mahasiswa jika mereka tidak melakukan pemisahan mahasiswa berdasarkan jenis kelamin dalam aktivitas di kampus.
Pemberontak merebut Ibu Kota Sanaa dan ekspansi mereka ke wilayah tengah dan tenggara memaksa Presiden Abedrabbo Mansour Hadi untuk melarikan diri ke Saudi Arabia sebelum kembali lagi ke Aden.
Amerika Serikat menganggap AQAP sebagai afiliasi paling berbahaya jaringan Al Qaeda.
Perebutan Zinjibar dan pihak lain di Abyan pada 2011, di mana aggota pasukan pejuang berada sebelum dikalahkan milisi lokal yang didukung oleh tentara satu tahun kemudian, demikian AFP melaporkan.
(M038)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015