Pontianak (ANTARA News) - Perusahaan pelayaran PT Prima Vista Cabang Pontianak menghentikan pelayanan pengangkutan barang maupun penumpang di Pelabuhan Pontianak menyusul larangan beroperasi dari Departemen Perhubungan. Manajer Pemasaran PT Prima Vista Cabang Pontianak, Tommy Hariadi di Pontianak, Kamis, mengatakan, pelayaran terakhir yang dilayani kapal mereka pada 12 Februari dengan tujuan Pelabuhan Tanjung Priok menggunakan KM Farina Nusantara. Sedangkan untuk tujuan Pelabuhan Tanjung Emas (Semarang) dan Tanjung Perak (Surabaya), telah dihentikan sejak akhir Desember 2006. Untuk melayani rute-rute tersebut, Prima Vista mengoperasikan tiga kapal jenis Roro yang dapat mengangkut penumpang dan barang yakni KM Senopati Nusantara (tenggelam), KM Farina Nusantara dan KM Marissa Nusantara. "Larangan berlayar dari Dephub tidak berlaku untuk selamanya tetapi menunggu hasil verifikasi terhadap kapal kami. Tapi ini tidak ada kaitannya dengan tenggelamnya KM Senopati di Laut Jawa beberapa waktu lalu," ujarnya. Ia menambahkan, larangan tersebut tidak mengganggu jadwal pengguna kapal Prima Vista karena telah diberitahukan sebelumnya melalui media massa maupun secara langsung supaya mereka dapat mengantisipasinya. "Kebetulan, bersamaan dengan keluarnya larangan tersebut, kapal-kapal kami menjalani perawatan rutin (docking) yang umumnya memakan waktu sekitar satu hingga tiga bulan," kata Tommy. Selama ini, lanjutnya, jumlah penumpang maupun angkutan barang yang menggunakan kapal milik Prima Vista ke tiga pelabuhan tujuan dari Pontianak terbilang sedang. Rata-rata, jumlah penumpang ke Jakarta untuk setiap keberangkatan berkisar antara 300 hingga 400 orang. Untuk tujuan Semarang, sekitar 200 hingga 400 orang dan ke Surabaya kurang dari 300 penumpang. Sedangkan angkutan barang menggunakan truk dan umumnya mengangkut bahan-bahan sembako dari sentra produksi di Semarang atau Jakarta. Meski tidak beroperasi, namun Prima Vista tidak menutup kantor cabang dan memanfaatkan momentum itu dengan memperbaiki administrasi serta hubungan dengan agen.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007