"Migrain dan asma adalah gangguan yang melibatkan peradangan dan aktivasi otot polos baik dalam pembuluh darah atau saluran napas. Oleh karena itu, peradangan terkait asma bisa menyebabkan berkembangnya migrain," kata Richard Lipton, direktur Montefiore Headache Centre.
Dalam sebuah studi yang dilakukan 2008 lalu, peneliti melibatkan sekitar 4.500 orang yang mengalami migrain setidaknya 15 kali dalam sebulan. Mereka lalu meminta para partisipan mengisi kuesioner mengenai pengalaman asma, penggunaan obat, riwayat depresi dan status merokok.
Setelah setahun, para peneliti menemukan, kejadian migrain kronis berkembang pada 5,4 persen partisipan yang menderita asma dan 2,5 persen pada individu tanpa asma.
"Dalam penelitian ini, mereka yang mengalami migrain secara episodik dan asma dua kali lebih mungkin untuk mengembangkan migrain kronis setelah satu tahun masa studi dibandingkan partisipan yang menderita migrain episodik tetapi tidak asma," kata penulis studi, Vincent Martin.
Dia mengatakan, ada kemungkinan pasien asma memiliki sistem saraf parasimpatis yang terlalu aktif yang memunculkan kecenderungan terjadinya serangan migrain dan asma. Namun, asma mungkin saja tidak secara langsung menyebabkan migrain kronis.
Faktor lingkungan seperti polusi udara diketahui merupakan pemicu serangan asma dan migrain. Demikian seperti dilansir Indian Express.
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015