Pesawat ini buatan tahun 1960-an, kondisinya masih laik meski harus diperbaiki."
Bandung (ANTARA News) - Pesawat terbang layang baik jenis "single sheeter" maupun "dual sheeter" menjadi fasilitas pertandingan berusia paling tua yang akan digunakan oleh atlet Jabar pada PON XIX/2016 di Jawa Barat.
"Pesawat ini buatan tahun 1960-an, kondisinya masih laik meski harus diperbaiki. Dari akselerasi memang kalah, namun pada kualifikasi PON XIX/2016, akhir Oktober 2015 masih bersaing, yah hasilnya mepet-mepet peringkat atas," kata instruktur dan atlet terbang layang Jabar, Andri Yana ketika dihubungi dari Bandung, Rabu.
Dibandingkan cabang olahraga lainnya di Jabar, fasilitas pertandingan terbang layang paling tua. Hal itu dikarenakan untuk pengadaan pesawat baru membutuhkan dana yang tidak sedikit sehingga perbaikan merupakan opsi yang dipilih oleh KONI Jabar.
Meski dengan pesawat tua, namun tim terbang layang menargetkan medali emas dua hingga tiga keping dari langit Lanud Kalijati Subang pada penyelenggaraan PON XIX/2016 mendatang.
"Fasilitas memang sudah tua, namun spirit kami cukup tinggi sebagai tuan rumah. Diharapkan penguasaan medan yang lebih baik dibanding atlet daerah lain memberikan nilai tambah bagi kita untuk bisa meraih hasil terbaik di PON XIX/2016," kata Andri.
Tim Terbang Layang Pelatda PON XIX/2016 Jawa Barat akan mengupas seluruh badan pesawat jenis "dual seeter" dalam rangka meningkatkan performance bersaing dengan pesawat dari provinsi lain yang berusia lebih muda.
"Rencananya seluruh kain di badan pesawat dual sheeter itu akan dikupas kemudian diganti dengan kain yang baru," kata Andri.
Pesawat yang diproduksi tahun 1960-an tersebut sudah membutuhkan peremajaan badan atau kainnya. Menurut Andri kain untuk badan pesawat itu jenis "Ceconite" yang khusus didatangkan dari Singapura.
"Kain untuk badan pesawat itu jenisnya khusus, Ceconite yang akan dibeli dari Singapura," katanya.
Perbaikan pesawat akan dilakukan untuk dual sheeter saja, sedangkan untuk pesawat single sheeter kondisinya masih layak untuk bertanding.
"Yang single itu kondisinya masih bagus, sedangkan yang dual sheeter harus dipermak. Diharapkan ke depan bisa meningkatkan performance dan bersaing dengan atlet daerah lain yang menggunakan pesawat-pesawat baru," katanya.
Tidak disebutkan berapa anggaran yang diperlukan untuk memperbaiki pesawat dual sheeter itu. Namun Andri menyebutkan akan melakukan pengajuan ke KONI Jabar. Ia berharap perbaikan bisa direalisasikan pada Januari 2016.
"Perbaikan itu membutuhkan waktu selama dua bulan. Semuanya dilakukan oleh teknisi di hanggar Kalijati Subang. Pemasangannya dilakukan dengan cara dijahit," kata Andri menambahkan.
Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015