Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menyerap dana Rp9 triliun dari lelang lima seri Surat Utang Negara untuk memenuhi pembiayaan dalam APBN dengan total penawaran yang masuk mencapai Rp18,8 triliun.
Keterangan pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan yang diterima di Jakarta, Selasa, menyebutkan hasil lelang ini memenuhi jumlah indikatif yang ditetapkan sebelumnya Rp9 triliun.
Dari lelang tersebut jumlah yang dimenangkan untuk seri SPN12160304 mencapai Rp1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,28265 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 4 Maret 2016 mencapai Rp2,3 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi ini mencapai 6,11 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,5 persen.
Untuk seri SPN12161202 jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp0,9 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,28778 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 2 Desember 2016 mencapai Rp1,01 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi ini mencapai 7,25 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 8,5 persen.
Untuk seri FR0053, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp2,7 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,42731 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Juli 2021 ini mencapai Rp3,42 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi yang memiliki tingkat kupon 8,25 persen ini mencapai 8,35 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 8,95 persen.
Untuk seri FR0056, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp3,8 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,52165 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 September 2026 ini mencapai Rp7,8 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 8,375 persen ini mencapai 8,5 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 9,05 persen.
Untuk seri FR0073, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp0,5 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,70966 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Mei 2031 ini mencapai Rp4,23 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 8,75 persen ini mencapai 8,69 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 8,99 persen.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015