Dari perubahan cara berpikir ini, cara bekerja dan cara berpemerintahan akan membawa kita ke depan bisa bersaing secara regional maupun internasional,"

Manado (ANTARA News) - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi mengatakan revolusi mental yang digaungkan Presiden Joko Widodo mengharuskan perubahan cara berpikir.

"Dari perubahan cara berpikir ini, cara bekerja dan cara berpemerintahan akan membawa kita ke depan bisa bersaing secara regional maupun internasional," kata Menteri pada sosialisasi kompetensi inovasi pelayanan publik di Manado, Selasa.

Karena itu, kata pria kelahiran Bandung ini, dirinya datang ke Provinsi Sulawesi Utara untuk memberi pembekalan, sehingga tata kelola pemerintahan dengan mengintegrasikan revolusi mental bisa berjalan dengan baik.

Menteri mengatakan, ada tiga hal terkait dengan revolusi mental, pertama yaitu pelayanan, memperkuat etos kerja serta kebersamaan dan gotong royong.

"Saya yakin sebagai aparatur sipil negara ketika masuk menjadi pegawai tidak berpikir korupsi, tapi untuk bekerja dengan sepenuh hati pada masyarakat dengan memberikan pelayanan terbaik," katanya.

Selanjutnya, ingin menjadi manusia jujur dengan mengutamakan kepentingan orang lain serta mampu menjaga aset-aset yang ada karena hal ini merupakan perwujudan nilai-nilai integritas yang berimplikasi positif serta tidak melakukan penyalahgunaan kewenangan.

Sementara etos kerja, menurut anggota DPR-RI periode 2004-2009 dari Partai Golongan Karya, walaupun setahun ini pemerintah sudah terus melakukan itu, namun dinilai belum terlalu baik, masih belum memuaskan sesuai penilaian masyarakat.

Sehingga caranya adalah harus diperbaiki dengan bekerja untuk mengabdi dan disiplin menjadi individu yang berprestasi, membangun kreativitas dan gagasan-gagasan baru yang menyebabkan masyarakat senang.

Sedangkan nilai ketiga, yaitu membangun kebersamaan dan gotong royong, menurut Menteri adalah mengimplikasikan falsafah Bhineka Tunggal Ika.

Menteri juga memberikan apresiasi kepada pemerintah provinsi yang membangun ruang rapat representatif yang mampu menopang program dan kegiatan.

"Saya lihat fasilitas gedung ini sudah bagus tidak kalah dengan ruang di hotel-hotel berbintang. Saya mengajak dengan kondisi ruang rapat seperti ini, kita tak perlu lagi menggelar rapat-rapat di hotel karena hanya pemborosan anggaran," katanya.

Pewarta: Karel A Polakitan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015