Salah satu persoalan yang dihadapi Indonesia saat ini adalah tingginya bunga kredit perbankan yang mencapai double digit atau di atas 10 persen, kita harap bisa diturunkan sehingga bisa menggairahkan investasi di Indonesia,"

Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden HM Jusuf Kalla mengharapkan bunga kredit perbankan yang mencapai "double digit" atau di atas 10 persen bisa diturunkan sehingga bisa menggairahkan realisasi investasi di Indonesia.

"Salah satu persoalan yang dihadapi Indonesia saat ini adalah tingginya bunga kredit perbankan yang mencapai double digit atau di atas 10 persen, kita harap bisa diturunkan sehingga bisa menggairahkan investasi di Indonesia," kata Wapres di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa.

Dia berharap bunga perbankan bisa turun sampai dengan lima persen, seperti halnya yang terjadi dengan banyak negara maju di dunia, sehingga Indonesia bisa terlepas dari anggapan mahalnya sektor jasa keuangan.

"Kami harap 5 persen bunganya. Tidak ada negara yang maju, jika bunganya tidak rendah," ujarnya.

Wapres mengatakan dirinya telah membicarakan hal tersebut dengan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo untuk bisa mencari sisi yang bisa mendorong bunga kredit lebih rendah.

"Kita sudah bicara panjang dan akan kami evaluasi. Karena memang keinginan investor untuk berinvestasi selalu dibandingkan dengan Vietnam atau negara lain," ucapnya.

Hal tersebut dikarenakan adanya pemikiran bahwa biaya untuk menanam investasi di Indonesia lebih tinggi.

"Asing bisa memberikan bunga 1 persen sementara kita 12 persen, mana mungkin kita bisa bersaing," tuturnya.

Sementara itu, terkait Usaha Kecil Menengah (UKM), tambah Wapres, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan dengan penambahan subsidi bunga, sehingga dari bunga yang tadinya 22 persen, saat ini turun menjadi 12 persen dan tahun depan ditargetkan menjadi 9 persen.

"Kalau UKM, kami pastikan 9 persen untuk tahun depan," ucapnya.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015