Desakan orang nomor satu di Kemenpora itu disampaikan setelah meninjau langsung SKO yang telah melahirkan atlet-atlet besar yang mampu mengharumkan negara dikancah internasional di Jakarta Selatan, Selasa.
Selama di SKO Ragunan, pria yang akrab dipanggil Cak Imam ini melakukan pengecekan hampir semua fasilitas yang ada. Pengecekan pertama dilakukan ke poliklinik dan memantau langsung pelayanan kesehatan terhadap atlet yang mengenyam pendidikan yang dikenal dengan kawah candradimuka itu.
"Tolong buatkan konsep untuk perbaikan dan percepatan pelayanan," kata Menpora Imam Nahrawi dalam keterangan persnya.
Setelah meninjau poliklinik, Menpora juga meninjau ruang perawatan, asrama atlet, dapur hingga sekolah tingkat SMP dan SMA yang selama ini digunakan oleh atlet untuk mengenyam pendidikan formal. Saat meninjau dapur, pria asal Bangkalan ini bahkan mengecek stok bahan makanan yang ada.
Selain meninjau beberapa tempat, Menpora yang didampingi oleh Asdep Sentra Pendidikan, Adi Purnomo dan Kepala PP ITKON dr Fatimah juga melakukan dialog dengan pengelola poliklinik SKO Ragunan, dr Lukas terkait dengan keberadaan fasilitas poliklinik.
Dalam dialog tersebut dr Lukas mengatakan jika Indonesia banyak memiliki atlet bibit unggul namun belum dikelola dengan baik. Bahkan saat ini ada kelemahan terutama dalam surat perizinan. Bahkan edukasi dan perawatan cedera juga masih lemah.
"Saat ini juga akan problem baru yaitu DKI Jakarta selalu menambah atlet," kata Asdep Sentra Pendidikan, Adi Purnomo.
Di SKO Ragunan ada 14 cabang olahraga yang dikembangkan. Adapun jumlah atlet muda yang mendapatkan gemblengan sebanyak 210 atlet. Atlet ini di bawah binaan Kemenpora. Sedangkan yang dibina oleh DKI Jakarta sebanyak 350 atlet.
Melihat kondisi SKO Ragunan yang belum maksimal, Menpora meminta kepada PP ITKON bergerak cepat untuk menjadi kerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam bidang pengembangan sumber daya manusia yang mengelola mobile sport science termasuk sport medicine.
Pewarta: Bayu K
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015