Markas Besar PBB, New York (ANTARA News) - Petenis nomor satu dunia asal Rusia, Maria Sharapova, diangkat sebagai duta besar keliling Badan PBB untuk Program Pembangunan (UNDP). Dengan demikian, di sela-sela kesibukannya bertanding di berbagai belahan dunia nanti, ia akan menyempatkan diri berkampanye untuk memerangi kemiskinan. Sharapova menandatangani surat pengangkatannya sebagai "UNDP Goodwill Ambassador" di Markas Besar PBB di New York, Rabu, dalam sebuah kesempatan jumpa pers dengan para wartawan peliput isu-isu berkaitan dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa. Dengan pengangkatan tersebut, Sharapova yang pada 2006 memenangi U.S. Open, bergabung dengan sejumlah tokoh dunia lainnya yang sebelumnya telah menjadi UNDP Goodwill Ambassador, termasuk bintang sepakbola Ronaldo dari Brazil, Zinedine Zidane asal Prancis, Didier Drogba dari Pantai Gading, serta aktris Jepang Misako Konno dan putera mahkota Haakon Magnus dari Norwegia. "Kami sangat bangga dan terhormat memiliki Anda sebagai anggota keluarga, menjadi duta besar global UNDP," kata Associate Administrator UNDP, Ad Melkert, yang menyodori Sharapova surat pengangkatan sebagai Duta Keliling UNDP untuk ditandatangani petenis muda itu, Rabu. Dalam kesempatan tersebut, Sharapova juga menyerahkan sumbangan sebesar 100.000 dolar AS untuk membantu proyek-proyek UNDP dalam bidang pemulihan pasca bencana Chernobyl. Petenis muda yang kelahiran Nyagan, Siberia, pada 19 April 1987 itu, memang berkampanye soal perang terhadap kemiskinan, namun akan lebih memfokuskan diri untuk berkampanye tentang dampak Chernobyl tahun 1986. "Langkah pertama saya adalah fokus di daerah-daerah yang terkena dampak Chernobyl, di sana keluarga saya berakar," ujar Sharapova. Menurutnya, kalangan muda di wilayah-wilayah itu menghadapi tantangan yang tidak sepele, yaitu kemiskinan dan kurangnya kesempatan bagi mereka untuk maju. Karena itu, dalam menjawab pertanyaan wartawan, Sharapova menyatakan keinginannya agar sumbangan yang diberikannya melalui UNDP selain untuk rumah sakit, juga diarahkan untuk membangun pusat pelatihan komputer dan fasilitas olahraga. Kendati berhadapan dengan puluhan wartawan PBB yang sehari-hari lebih banyak meliput bidang politik, Sharapova terlihat santai. "Selamat Hari Valentine untuk semuanya," kata Sharapova sambil tersenyum kepada para wartawan ketika mengawali pernyataan singkatnya. Dengan rambut pirangnya yang terurai, pada Rabu siang itu Sharapova mengenakan rok hitam dan gesper mungil warna hitam melingkari kemeja putih yang dikenakannya. Kendati telah beberapa kali datang ke New York, ia mengaku baru pertama kali mengunjungi Markas Besar PBB di kawasan 1st Avenue-Manhattan itu pada Rabu. Dalam kunjungan pertama kalinya itu, ia tidak melewatkan kesempatan untuk melihat-lihat beberapa ruang konferensi, termasuk Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum PBB. "Senang juga, sekali-sekali berada di tempat yang formal," kelakarnya. Sejak menjalani masa kecilnya di Rusia, ujar Sharapova, dirinya sudah tahu suatu kali ingin menjadi petenis top dunia dan menjuarai turnamen-turnamen grand slam. Tapi menjadi duta besar keliling, adalah pekerjaan yang sebelumnya tidak pernah terlintas di kepalanya. Menurut Ad Melkert, setiap tahun biasanya duta UNDP akan mengunjungi wilayah atau negara yang mengalami masalah kemiskinan. "Biasanya pada waktu luang mereka, duta UNDP akan melakukan kunjungan, yang didanai dari kocek mereka sendiri," katanya. Pada 26 April 1986, pusat tenaga nuklir Chernobyl di Ukraina --saat itu menjadi bagian dari Uni Soviet, mengalami ledakan hebat hingga menewaskan puluhan petugas pemadam kebakaran serta menyebabkan kematian terhadap puluhan ribu orang akibat penyakit yang terkait dengan radiasi. Setelah Uni Soviet runtuh, pemerintah Ukraina pada Desember 2000 memutuskan untuk secara total menghentikan kegiatan Chernobyl, AFP reported.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007