Yogyakarta (ANTARA News) - Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan Kota Yogyakarta menggelar lomba fragmen sebagai salah satu upaya sosialisasi untuk menekan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
"Kegiatan seperti ini baru dilakukan untuk pertama kalinya dan ternyata tanggapannya sangat luar biasa meskipun pemberitahuan kegiatan ini dilakukan secara mendadak," kata Kepala Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan (KPMP) Kota Yogyakarta Lucy Irawati di Yogyakarta, Selasa.
Lomba fragmen tersebut diikuti 10 tim dari sembilan kecamatan di Kota Yogyakarta. Kecamatan yang tidak mengirimkan tim untuk berlomba adalah Kecamatan Mergangsan, Mantrijeron, Kraton, Ngampilan dan Kotagede.
Menurut dia, setiap kecamatan bisa mengirimkan satu atau lebih tim yang akan menampilkan fragmen mengenai kejadian-kejadian kekerasan dalam rumah tangga yang biasanya dialami masyarakat khususnya perempuan dalam kehidupan sehari-hari.
KPMP, lanjut dia, sama sekali tidak menentukan jalan cerita yang akan ditampilkan oleh setiap tim tetapi hanya memberikan pendampingan dan bantuan dana sebesar Rp800.000 per tim untuk latihan dan kebutuhan pentas.
"Cerita yang ditampilkan oleh setiap tim sangat bagus. Artinya, pemahaman masyarakat mengenai kekerasan dalam rumah tangga sudah cukup baik," katanya.
Tim yang tampil sebagai pemenang akan memperoleh trofi dan uang pembinaan Rp1,5 juta untuk pemenang pertama, Rp1,25 juta untuk pemenang kedua dan pemenang ketiga memperoleh uang Rp1 juta.
"Kami berharap, tim juga bisa menjadi duta antikekerasan di lingkungan tempat tinggalnya," katanya.
Lucy mengatakan, kesadaran masyarakat untuk melaporkan tindakan kekerasan dalam rumah tangga yang dialami sudah cukup baik. Kekerasan dalam rumah tangga tidak hanya dialami perempuan dan anak-anak tetapi juga laki-laki.
Berdasarkan data, kasus kekerasan dalam rumah tangga di Kota Yogyakarta fluktuatif. Pada 2012 tercatat 265 kasus, 2013 sebanyak 691 kasus, 2014 turun menjadi 642 kasus dan hingga Oktober tahun ini tercatat 501 kasus. Korban sebagian besar berusia lebih dari 25 tahun.
"Meskipun kesadaran masyarakat untuk melaporkan kejadian kekerasan dalam rumah tangga cukup baik, namun kami berharap agar kasus kekerasan pada tahun ini menurun," katanya.
Lomba fragmen tersebut, lanjut Lucy, juga menjadi upaya dari Pemerintah Kota Yogyakarta untuk mewujudkan Yogyakarta sebagai kota layak anak yang di dalamnya terdapat kampung ramah anak, sekolah ramah anak dan pelayanan kesehatan ramah anak.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015