Jakarta (ANTARA News) - Ratusan wartawan dalam dan luar negeri antusiastis menunggu pengumuman Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) soal hasil penyelidikan kotak hitam AirAsia QZ8501 yang jatuh tepat setahun lalu di sebelah selatan Pulau Kalimantan.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi menyatakan telah menyelesaikan penyelidikannya dan hasil penyelidikan diungkap kepada publik Selasa siang ini.

Salah satu hal yang diungkap, sesuai penyataan KNKT, adalah pada pukul 06.11 WIB, 28 Desember 2014, instrumen perekam data penerbangan alias FDR pesawat Airbus A-320 itu mencatat empat kali aktivasi tanda peringatan (master caution), yang disebabkan gangguan sistem pembatas kemudi guling pesawat terbang (rudder travel limiter/RTL).


Baca : KNKT tak dalami izin AirAsia QZ8501

KNKT melanjutkan, setelah itu masih ada dua kali lagi terjadi aktivasi master caution.

Gangguan inilah yang lalu mengaktifkan electronic centralized aircraft monitoring system (ECAM), berupa pesan: AUTO FLT RUD TVR LIM SYS. Berdasarkan pesan ini, awak pesawat terbang melakukan prosedur penerbangan sesuai langkah-langkah yang tertera di ECAM.

Tiga gangguan awal yang muncul pada sistem RTL ditangani awak kokpit sesuai instruksi ECAM.

Menurut KNKT, gangguan pada sistem RTL ini tidak membahayakan proses penerbangan.


Baca : KNKT: pesawat Airasia QZ8501 kehilangan daya angkat

Adapun gangguan keempat terjadi pukul 06.15 WIB, dan FDR menunjukkan data yang berbeda dari tiga gangguan sebelumnya namun sama dengan kejadian pada 25 Desember 2014 di pesawat terbang yang sama, saat Airbus A320 itu masih di darat ketika instrumen circuit breaker dari Flight Augmentation Computer/FAC di-reset.

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015