Paris (ANTARA News) - Sebelas donor menjanjikan dana baru sebanyak 250 juta dolar AS untuk mendukung negara-negara yang paling rentan beradaptasi dengan perubahan iklim pada awal pertemuan iklim di Paris, Prancis.
Pemimpin Eksekutif Global Environment Facility (GEF) Naoko Ishii di Paris, Senin, mengatakan Kanada, Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman, Irlandia, Italia, Swedia, Swiss, Inggris, dan Amerika Serikat sudah mengumumkan sumbangan mereka untuk pendanaan iklim GEF, Least Developed Countries Fund (LDCF).
Ishii menyambut baik pembiayaan baru tersebut dan mengatakan Bumi sudah terkunci pada lintasan perubahan iklim bertahun-tahun mendatang karenanya peningkatan investasi dalam adaptasi harus menjadi inti dari perjanjian iklim yang baru.
"Kita tahu diperlukan dana miliaran dolar AS selama beberapa tahun ke depan untuk mengisi kesenjangan dalam pembiayaan iklim, tetapi uang yang dijanjikan saat ini sangat penting untuk membantu beberapa orang yang paling rentan di Bumi untuk mengatasi dampak langsung dari pemanasan suhu Bumi kita yang semakin cepat," kata dia.
Ishii menekankan dana adaptasi sangat diperlukan untuk membantu negara-negara paling rentan terhadap perubahan iklim mengambil tindakan.
Kekeringan, kenaikan permukaan laut dan dampak perubahan iklim lainnya sudah mempengaruhi negara dan masyarakat termiskin dan paling rentan.
Pembiayaan baru, ia mengatakan, akan memungkinkan GEF menanggapi permintaan dukungan untuk perencanaan adaptasi nasional dan pembangunan ketahanan terhadap variabilitas perubahan iklim dan bencana.
Sejak tahun 2001, GEF melalui LDCF dan Dana Perubahan Iklim khusus dan Prioritas Strategis pada Program Adaptasi telah memberikan pembiayaan hibah 1,3 miliar dolar AS.
Selain itu GEF telah memobilisasi tujuh miliar dolar AS dari sumber lain untuk 320 proyek adaptasi di 129 negara, termasuk semua negara maju dan berkembang dan 33 pulau kecil di Amerika.
Proyek ini diharapkan dapat langsung membantu mengurangi kerentanan 17 juta orang.
Pendanaan baru LDCF
Jerman akan memberikan kontribusi total 50 juta euro (sekitar 53,0 juta dolar AS) ke LDCF untuk periode 2015 sampai 2016 dan Amerika Serikat mengumumkan sumbangan 51.175.000 dolar AS ke LDCF untuk periode yang sama.
Sementara Inggris akan memberikan kontribusi lebih lanjut 30 juta pound (sekitar 45.100.000 dolar AS) dan Prancis 25 juta euro (sekitar 26.500.000 dolar AS) ke LDCF tahun 2016.
Kanada akan memberikan kontribusi 30 juta dolar Kanada (sekitar 22.400.000 dolar AS) selama dua tahun ke depan.
Denmark tahun depan akan memberikan 156 juta krone atau sekitar 22.100.000 dolar AS, tergantung persetujuan parlemen, sehingga kontribusi negara itu secara kumulatif ke LDCF sebanyak 376 juta krone atau sekitar 53.400.000 dolar AS.
Tahun 2016, Pemerintah Swedia akan menghibahkan 100 juta krona atau sekitar 11.500.000 dolar AS ke lembaga pendanaan itu.
Irlandia juga menyatakan akan terus mendukung LDCF dan akan memberikan setidaknya enam juta euro (sekitar 6.400.000 dolar AS) pada 2020.
Swiss akan meningkatkan kontribusi tahunannya untuk LDCF sebesar 75 persen dan akan memberikan total 6,25 juta franc (sekitar 6,0 juta dolar AS) dari 2015 sampai 2018.
Melalui Kementerian Lingkungannya, Italia akan memberikan dua juta dolar AS ke LDCF pada akhir 2015.
Italia berkomitmen meningkatkan dukungan pendanaannya pada tahun-tahun berikutnya, termasuk pada 2016, sesuai dengan ketersediaan dan persetujuan anggaran.
Finlandia telah mendukung LDCF sejak 2003. Kontribusi kumulatifnya mencapai sekitar 32 juta euro (sekitar 41.000.000 dolar AS pada saat kontribusi). Ini termasuk kontribusi yang diberikan 2015 sebesar 1,6 juta euro (sekitar 1,8 juta dolar AS pada saat kontribusi).
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015