Makassar (ANTARA News) - Pengurus Pusat Persatuan Tinju Amatir Indonesia (PP Pertina) memutuskan memecat Ketua Pertina Sulsel Ryan Latief karena dinilai melakukan sejumlah pelanggaran yang tidak dapat ditolerir.
Ketua Umum PP Pertina, Reza Ali saat dihubungi dari Makassar, Senin, mengatakan surat pemecatan Ryan Latief sebagai ketua Pertina Sulsel sudah diputuskan sejak 23 November 2015. SK pemecatan juga sudah ditembuskan ke pihak terkait seperti KONI Pusat, Gubernur Sulsel, KONI Sulsel serta pengcab pertina se Sulawesi Selatan.
"Kami akui tidak mudah melakukan pemecatan sehingga kita tetap berikan kesempatan sejak Juni kepada yang bersangkutan untuk menunjukkan itikad baik. Namun dalam perkembangan ternyata terus membandel sehingga kita putuskan memecatnya," katanya.
Berdasarkan Surat Keputusan (SK) pemecatan Ryan Latief sebagai Ketua Pertina Sulsel yang ditandatangani Reza Ali (Ketua Umum PP Perrina) serta Martinez Dos Santos (Sekjen) itu tercantum sejumlah alasan yang membuat PP Pertina melakukan tindakan tegas.
Diantaranya Ryan Latief selaku ketua Pertina Sulsel dinilai merusaknama baik organisasi Pertina dan negara Indonesia dengan keputusan memboikot Turnamen Tinju Internasional "President Cup 2015" di Palembang, Sumatera Selatan, seperti yang diyatakan di media cetak dan elektronik.
Ryan Latief juga dinilai menolak dan tidak mengindahkan surat PP Pertina No 30/SJ/PP Pertina/II/2015 tanggal 4 Februari 2015 tentang pemanggilan petinju dan pelatih untuk mengikuti pelatnas kejuaraan Piala Presiden 2015 demi kepentingan bangsa dan negara melalui kejuaraan tinju amatir internasional.
Selanjutnya Ryan Latief selaku ketua Pertina dinilai merendahkan dan mempermalukan organisasi Pertina dan PP Pertina secara terbuka di media sosial dengan menyebut jika ada mafia di tinju amatir atau Pertina.
Alasan lain yakni dalam kepemimpinan Ryan Latief telah menyalahgunakan/melampaui kewenangan sebagai ketua Pertina Sulsel dalam menindak hakim/juri nasional atau petinju nasional serta mengintimidasi perangkat pertandingan PP Pertina, sehingga dapat merugikan pembinaan tinju amatir baik di Sulsel atau di tingkat nasional.
Selain itu, Ryan Latif selaku Ketua Pertina Sulsel pada saat pelaksanaan Musyawarah kerja Nasional (Mukernas) di Makassar yang dirangkaikan dengan pelaksanaan Kejurnas Elite 2014, ternyata tidak menghadiri mukernas tersebut.
Sebagi tuan rumah, tidak hadirnya yang bersangkutan mendatangkan pertanyaan semua delegasi yang hadir yakni dari pengprov Pertina se-Indonesia yang tentu dinilai merendahkan citra Sulsel dan Indonesia.
Termasuk keputusan Ryan Latief yang dinilai menggunakan institusi Pertina dalam kegiatan politik praktis di Pilkada Luwu Timur, Sulsel, dan sangat merugikan Pertina sebagai wadah atau organisasi olahraga yang dikhawatirkan memecah bela persatuan, soliditas, kebersamaan yang begitu dibutuhkan untuk pembinaan tinju amatir Indonesia.
"Kami sudah memberikan toleransi dan kesempatan sejak jauh hari namun ternyata tidak diindahkan. Kami juga menyayangkan karena keputusannya itu justru membuat peluang atlet Sulsel memperkuat timnas di Piala Presiden 2015 akhirnya terputus," ujarnya.
Setelah resmi memecat Ryan Latief, PP Pertina sekaligus menunjuk Plt Pertina Sulsel yang dipercayakan ke DR Joni Muis.
"SK Plt saudara Joni Muis juga sudah kita terbitkan. Kami tentu berharap dengan keputusan ini membuat prestasi tinju Sulsel serta Indonesia semakin maju," katanya.
Pewarta: Abd Kadir
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015