"Pengembangan kompor ini bertujuan membantu Pemda dalam Program Desa Mandiri Energi serta mengajak generasi muda di pedesaan untuk menjadi generasi pencipta lapangan kerja," kata Kepala Departemen Riset Pusat Informasi dan Kepustakaan KIBAR Sigit Wahyu Jatmiko di Jakarta, Senin.
Sigit mengemukakan keterangan tersebut kepada pers terkait kesiapan KIBAR untuk mengembangkan Kompor E-Link yang berbahan bakar aneka macam limbah serta mempunyai nilai kalori, layak bakar, dan ramah lingkungan.
KIBAR itu sendiri adalah LSM yang tidak berafiliasi dengan parpol manapun, tetapi mendukung kebijakan Pemerintah sepanjang kebijakan itu bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat, khususnya rakyat di pedesaan dan pesisir yang selama ini secara ekonomi masih terpinggirkan.
LSM yang kini sudah memiliki kepengurusan di 26 provinsi itu didirikan pada 1 Oktober 2015, kemudian disahkan Kementerian Hukum dan HAM pada 7 Oktober dan dideklarasikan pada 28 Oktober 2015.
LSM yang dipimpin Ir HM Nurcahyo Riswanto itu mempunyai slogan "one heart, one family, one nation" (satu hati, satu keluarga, satu bangsa) serta visi menumbuhkan gerakan nasional ekonomi kerakyatan dan pembangunan pedesaan dan pesisir dalam bingkai gotong royong sebagai budaya bangsa.
Kepala Departemen Riset Pusat Informasi dan Kepustakaan KIBAR lebih lanjut mengemukakan, salah satu sasaran pembuatan dan pengembangan Kompor E-Link adalah melepaskan ketergantungan masyarakat desa terhadap bahan bakar minyak (BBM) dan bahan bakar gas (BBG).
Ia juga menjelaskan latar belakang pengembangan Kompor E-Link, antara lain karena mahalnya BBM dan BBG sehingga susah dijangkau warga pedesaan serta banyaknya pengrajin kompor minyak yang mati, selain juga banyaknya limbah organik maupun non organik yang tidak tertangani.
Dikatakannya, tingkat efisiensi kompor tersebut mencapai lebih dari 25 persen dalam kondisi panas yang stabil dan secara ekonomis mampu menghemat uang lebih dari 50 persen, sementara efisiensi rata-rata kompor kayu dan minyak adalah 15 sampai 25 persen.
"Di sisi lain Pemerintah mencanangkan Program Desa Mandiri Energi yang merupakan langkah antisipasi akibat kelangkaan aneka jenis energi," kata Sigit yang meraih gelar MSc dalam "Material Science and Engineering" tahun 2005 dari Universitas Indonesia itu.
Dengan latar belakang seperti itu akhirnya KIBAR memutuskan untuk mendesain Kompor E-Link dengan berbahan bakar aneka limbah yang mempunyai nilai kalori serta layak bakar, demikian Sigit Wahyu Jatmiko.
Pewarta: Aat Surya Safaat
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015