Surabaya (ANTARA News) - Anggota DPR RI melakukan kunjungan ke Kantor Pusat Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Persero di Surabaya untuk mendiskusikan perihal Terminal Teluk Lamong dan pengembangan perusahaan BUMN pepelabuhanan itu ke tingkat Asia.
"Teluk Lamong menjadi salah satu pelabuhan paling modern yang ada di Asia, dan hebatnya 100 persen pembangunannya dikerjakan oleh lokal. Ini bukti anak bangsa punya kemampuan luar biasa," ucap anggota Komisi X DPR RI Teguh Juwarno setelah berdiskusi dengan jajaran pejabat Pelindo III di Surabaya, Jawa Timur, Senin.
Teguh meminta agar Pelindo III terus berkomitmen menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG) sebab manfaat penerapan tata kelola yang baik sangat bagus untuk setiap kerja sama dan pengembangan perusahaan.
Dalam kesempatan itu, Teguh Juwarno yang juga Ketua DPP Partai Amanat Nasional memuji keberadaan Pelindo III yang selalu mematuhi regulasi.
"Melalui diskusi ini, kami juga melihat Pelindo III selalu mementingkan kepentingan nasional dalam setiap kerja sama perusahaan, terutama kerja sama dengan pihak asing," katanya.
Teguh mencontohkan, salah satu cara yang ditempuh Pelindo III dalam menerapkan tata kelola perusahaan yang baik adalah saat pengambilan keputusan penting, yang selalu melibatkan jajaran manajerial hingga satu tingkat di bawahnya.
Menanggapi hal itu, Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto mengatakan upaya itu dilakukan untuk memastikan agar keputusan yang diambil manjerial benar-benar matang dari segala aspek, baik dari sisi bisnis maupun faktor lainnya yang mungkin mempengaruhi.
"Cara itu juga membuat jajaran manajerial yang lebih muda merasa dilibatkan untuk mengambil keputusan penting yang akan berlaku untuk jangka waktu 20 tahun ke depan atau lebih," katanya.
Tujuannya, agar perusahaan tidak bergantung pada satu atau dua orang saja, namun manajerial sudah handal mengambil keputusan, dan membuat Pelindo III lebih siap untuk menghadapi tantangan bisnis global yang dinamis.
Sementara, rombongan DPR RI yang ikut dalam kunjungan itu terdiri dari berbagai komisi, yakni Mohammad Nizar Zahro, Wihadi Wiyanto, I Putu Sudiartana, Irmawan, dan Mukhlisin.
Pewarta: Abdul Malik Ibrahim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015