Investasi seluruhnya akan dibiayai oleh Pertamina. Garuda hanya mengelola dan melayani fasilitas penerbangan termasuk perawatan pesawat yang nantinya beroperasi
Jakarta (ANTARA News) - PT Garuda Indonesia Tbk (Garuda) akan mengambilalih pengelolaan Lapangan Terbang Pondok Cabe, Tangerang Selatan, milik PT Pertamina (Persero) untuk dijadikan bandara komersial melayani rute-rute jarak pendek.
"Kami siap mengelola lapangan terbang Pondok Cabe secara komersial. Ditargetkan Maret 2016 sudah mulai beroperasi penuh," kata Direktur Utama Garuda Arif Wibowo, di sela penandatangan perjanjian induk (HOA) sinergi antara Garuda dan Pertamina, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin.
Menurut Arif, pengelolaan lapangan terbang Pondok Cabe, bagian dari kesepakatan sinergi kedua perusahaan untuk meningkatkan nilai tambah sesuai dengan instruksi Kementerian BUMN selaku kuasa pemegang saham perusahaan milik negara.
Lapangan Terbang Pondok Cabe cukup memenuhi syarat menjadi bandara komersial yang akan didarati pesawat jenis ATR 72-600 berkapasitas 72 penumpang.
Direncanakan Pondok Cabe akan melayani rute-rute penerbangan ke 8 kota, seperti Lubuk Linggau, Pangkalan Bun, Palembang, Semarang, Ketapang, Jogjakarta, Tanjung Karang, dan Cilacap.
"Rute bisa juga disesuaikan daerah-daerah yang menjadi wilayah kerja pengoperasian kilang-kilang migas Pertamina. Pertamina memiliki beberapa pesawat Pelita Air Service yang membutuhkan lapangan udara yang memadai untuk didarati," kata Arif.
Ia menjelaskan, tahap awal akan dilakukan perbaikan landasan pacu Pondok Cabe sepanjang 1.984 meter dengan lebar 45 meter, termasuk perbaikan fasilitas terminal.
"Investasi seluruhnya akan dibiayai oleh Pertamina. Garuda hanya mengelola dan melayani fasilitas penerbangan termasuk perawatan pesawat yang nantinya beroperasi," ujar Arif.
Ia pun memperkirakan pada tahap awal beroperasi komersil, lapangan udara Pondok Cabe memiliki frekuensi sebanyak 50 kali penerbangan per hari (25 slot penerbangan keluar dan 25 slot masuk).
"Jika dihitung kapasitas ATR 72 penumpang dikali 50 frekuensi penerbangan, maka per hari lapangan terbang Pondok Cabe melayani sekitar 3.600 penumpang per hari," ujar Arif.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina, Dwi Sutjipto mengatakan, sinergi dengan Garuda dapat memperkuat posisi Pertamina baik di tingkat nasional maupun regional.
"Potensi-potensi bisnis yang dapat disinergikan meliputi fasilitas perawatan pesawat dari Pelita Air Services. Total luas lapangan terbang Pondok Cabe sekitar 110 hektare," ujarnya.
Diharapkan dengan optimalisasi aset-aset lapangan terbang yang dimiliki Pertamina ke depan bisa memberikan tambahan pendapatan kepada Pertamina sebesar Rp40 miliar-Rp50 miliar per tahun.
Selain pengelolaan bandara, kerja sama juga terkait dengan penjualan BBM jenis avtur dan biofuel kepada seluruh penerbangan Garuda baik domestik maupun internasional dengan harga yang lebih kompetitif.
"Pemanfaatan aset-aset lain dan jaringan pelanggan dapat dimaksimalkan bagi kedua belah pihak," ujar Dwi.
Sementara itu Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan sinergi ini dimaksudkan agar Pertamina fokus pada bisnis minyak dan gas, sehingga tidak lagi memikirkan soal penerbangan dan bandara.
"Pertamina punya aktivitas di berbagai daerah yang sulit terjangkau. Karena itu Garuda yang memiliki keahlian bidang penerbangan dan komersial bandara dapat mengelola sepenuhnya lapangan-lapangan udara milik Pertamina," tegas Rini.
Menurutnya, saat ini yang paling penting adalah bagaimana pengelolaan lapangan terbang Pondok Cabe ini segera mendapatkan izin komersial dari Kementerian Perhubungan.
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015