Jakarta (ANTARA News) - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan proses revolusi mental di dalam tubuh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih terus berjalan.
"Akan tetapi, memang untuk bisa melakukan revolusi mental secara menyeluruh tidak semudah membalikkan telapak tangan," kata Djarot ketika menjadi inspektur upacara dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-44 Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Lapangan eks IRTI Monas, Jakarta, Senin.
Menurut dia, untuk dapat mencapai revolusi atau perubahan mental secara menyeluruh di seluruh lapisan Pegawai Negeri Sipil (PNS), butuh waktu yang tidak sebentar.
"Revolusi mental di lingkungan Pemprov DKI itu tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat. Butuh proses yang panjang sampai akhirnya revolusi mental itu betul-betul tercapai di semua tingkatan," ujarnya.
Meski demikian, kata Djarot, tentunya akan ada pegawai yang tertinggal karena tidak mau mengubah pola pikirnya dalam bekerja.
"Para pegawai yang tidak mau mengubah mindset dalam melaksanakan tugasnya sebagai abdi rakyat, pasti akan tertinggal. Oleh karena itu, supaya tidak tertinggal, mindset-nya harus diubah," tuturnya.
Selain itu, mantan Wali Kota Blitar itu pun mengungkapkan dalam proses mewujudkan revolusi mental, Pemprov DKI juga sudah sering melakukan rotasi, demosi, dan mutasi. Terhitung dalam tahun ini saja, sudah sekitar enam kali dilakukan rotasi pejabat.
"Memang banyak yang mengkritik hal tersebut. Banyak juga yang menilai bahwa terlalu seringnya pergantian pejabat itu mengakibatkan rendahnya penyerapan anggaran. Tapi, justru inilah proses yang harus ditempuh untuk mencapai perubahan ke arah yang lebih baik," demikian kata Wagub.
Pewarta: Cornea Khairany
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015