Tapaktuan, Aceh (ANTARA News) - Ribuan warga di Kecamatan Tromon Tengah, Kabupaten Aceh Selatan, terancam mengalami krisis air bersih, karena intake dan pipa penyuplai air dari sungai hancur dan putus total dihantam banjir.
"Persoalan utama yang sangat dikeluhkan warga korban banjir saat ini adalah masalah air bersih, sementara fasilitas penyuplai air bersih hancur total diterjang banjir," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Selatan, Erwiandi kepada wartawan di Tapaktuan, Senin.
Musibah banjir bandang yang menerjang Desa Krueng Bate, Kecamatan Trumon Tengah, Jumat (27/11) malam, telah mengakibatkan ratusan rumah warga terendam banjir dan lumpur.
Erwiandi mengungkapkan, suplai air bersih dari fasilitas Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kecamatan Trumon Tengah dari Sungai Krueng Bate selama ini, merupakan sumber air utama yang dikonsumsi oleh ribuan masyarakat.
"Masyarakat di Desa Krueng Bate ini, mayoritasnya tidak memiliki sumur galian di rumahnya masing-masing sebab kondisi air di sumur keruh dan kekuning-kuningan, sehingga untuk kebutuhan konsumsi air bersih sehari-hari, mereka menggantungkan pada suplai air bersih dari SPAM PDAM Tirta Naga di Kecamatan Trumon Tengah," ungkapnya.
Sebagai langkah penanganan darurat untuk mengatasi krisis air bersih tersebut, kata Erwiandi, sejak Sabtu (28/11) lalu, pihaknya telah menerjunkan dua unit mobil pemadam kebakaran ke lokasi tersebut.
Pengerahan mobil pemadam kebakaran yang membawa air bersih dari Tapaktuan itu, ujarnya, kembali berlanjut pada Senin.
"Mobil pemadam kebakaran ini, selain membawa air bersih untuk warga korban banjir juga berfungsi membersihkan lumpur di rumah-rumah warga dan fasilitas umum lainnya seperti masjid, mushalla, rumah sekolah dan jalan umum dengan cara menyemprotkan air yang diambil dari sungai," paparnya.
Dia menjelaskan, untuk kerusakan fasilitas lainnya dampak dari bencana banjir bandang tersebut, sejak Sabtu (28/11) hingga Minggu (29/11), ia bersama instansi terkait lainnya tuntas melakukan pembersihan pohon-pohon kayu yang menimpa rumah penduduk serta lumpur yang menutupi fasilitas umum.
Bahkan, alat berat (beco) yang dikerahkan ke lokasi sejak Sabtu (28/11) siang, juga telah berhasil membersihkan dan memindahkan muara Sungai ke lokasi semula, sehingga diyakini jika wilayah itu kembali diguyur hujan lebat arus banjir tidak lagi mengancam pemukiman penduduk.
"Kalau masalah pohon kayu yang dibawa banjir dan pembersihan serta pemindahan muara sungai sudah selesai dikerjakan. Persoalan yang masih terkendala sampai saat ini hanya tinggal air bersih, sebab masyarakat di Desa Krueng Bate mayoritasnya tidak ada sumur galian dirumahnya masing-masing," ujar Erwiandi.
Plt Direktur PDAM Tirta Naga Tapaktuan, Eki Firman menyatakan, untuk mengatasi krisis air bersih warga korban banjir bandang di Desa Krueng Bate, pihaknya juga telah mengirimkan satu unit mobil tangki yang berisi air bersih ke lokasi.
"Sedangkan terkait fasilitas SPAM yang sudah hancur diterjang banjir bandang, saat ini kami sedang berkoordinasi dengan pihak BPBD, bagaimana langkah penanganannya ke depan, apakah perlu dilakukan langsung secara darurat atau diprogramkan dulu untuk rekonstruksi secara permanen," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Satgas SAR Aceh Selatan, Mayfendri melaporkan, untuk memudahkan penanganan termasuk penyaluran bantuan kepada korban banjir, pihaknya bersama instansi terkait lainnya telah mendirikan posko dan tenda di dekat masjid desa setempat.
Di lokasi tersebut, juga tersedia mobil dapur lapangan milik BPBD Aceh Selatan yang siap menyuplai makanan terhadap warga korban.
"Sejak posko dan tenda didirikan sejak Sabtu (28/11) lalu, telah banyak diterima bantuan masa panik yang disalurkan oleh pihak-pihak terkait. Dengan adanya posko ini, penyaluran bantuan pun lebih terarah dan tertib," ujarnya.
Pewarta: Anwar
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015