Jakarta (ANTARA News) - Kasus perampokan dan pemerkosaan di jembatan penyeberangan orang (JPO) di Lebak Bulus, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu, membuat resah para pejalan kaki.
Beberapa warga menilai, fungsi jembatan penyeberangan menjadi serba salah dan tak lagi sepenuhnya memberikan kenyamanan bagi masyarakat.
"Kalau tidak lewat jembatan, takut ditabrak mobil, tapi kalau dipakai, takut dirampok, takut diperkosa," kata Nurul Utami (30), seorang warga yang ditemui di salah satu JPO di kawasan Jakarta Selatan, Minggu.
Ia mengaku, setelah adanya kejadian tersebut selalu merasa was-was saat menggunakan fasilitas umum itu dan bahkan nekat untuk menyeberang jalan raya.
"Jadi kalau mau nyeberang saya kadang-kadang nunggu orang dulu. Jika keadaan sepi terpaksa nyeberangi jalan," kata wanita yang bekerja di salah satu bank swasta itu.
Sama halnya dengan Nurul, pejalan kaki lain bernama Theresia (29) juga mengeluhkan hal senada. Beberapa jembatan penyeberangan dinilainya menjadi salah satu fasilitas umum yang berubah fungsi menjadi tempat kejahatan.
"Apalagi kalau sudah malam, lampunya banyak yang mati, rawan sekali," ujar wanita yang tinggal di Pondok Pinang itu.
Ia menilai, JPO seharusnya menjadi tempat menyenangkan untuk menikmati suasana malam ibu kota.
"Misalnya buat penyuka fotografi kan jembatan penyeberangan bisa untuk hunting foto suasana Jakarta," kata Theresia yang juga seorang model itu.
Mereka pun meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menata kembali fasilitas umum tersebut, mulai dari papan reklame yang harus diatur hingga pemasangan kamera CCTV dan penjagaan oleh petugas keamanan.
Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015