Makassar (ANTARA News) - Musibah angin puting beliung yang menghempaskan lebih dari 81 rumah warga di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan terjadi di awal musim penghujan ini setelah turun hujan deras disertai angin kencang.
"Berdasarkan laporan yang kami terima dari anggota di Polres Bulukumba itu ada lebih dari 81 rumah milik warga yang diterjang angin puting beliung dan ada yang rata dengan tanah," kepala Kabid Humas Polda Sulselbar Kombes Pol Frans Barung Mangera di Makassar, Minggu.
Musibah bencana alam itu terjadi di tiga desa berbeda yakni Desa Bonto Manai, Desa Topanda, Desa Tanah Harapan, Kecamatan Bulukumpa, Bulukumba.
Bukan cuma rumah yang diporak-porandakan oleh angin kencang disertai hujan deras itu melainkan kendaraan milik warga baik roda empat (mobil) maupun roda dua (motor).
Di Desa Bonto Manai, sebanyak 16 unit rumah rusak dengan delapan diantaranya rusak berat dan delapan lagi rusak ringan.
Sedangkan kendaraan roda empat yang rusak umumnya pecah pada bagian kaca depan, kaca samping, atap mobil dan bagian lainnya.
Desa Topanda dilaporkan ada sebanyk 33 unit rumah dan satu unit roda dua terdiri lima unit rumah rata dengan tanah, 20 rumah rusak berat dan delapan lainnya rusak ringan serta satu unit motor warga.
Di Desa Tanah Harapan, juga dilaporkan sebanyak 32 unit rumah terdiri lima unit rumah rusak berat, 27 unit rumah lainnya rusak ringan seperti atap seng beterbangan.
"Yang rusak itu rumah, mobil dan motor. Ada juga warga yang menjadi korban karena terkena seng pada kaki sebelah kanannya. Korban yang dilaporkan itu perempuan Halima, umur 40 tahun," katanya.
Barung menyebutkan, aparat kepolisian setempat yang mengetahui adanya kejadian itu kemudian bergegas ke lokasi kejadian dengan berkoordinasi pihak kepala desa dan kecamatan untuk membantu warga yang menjadi korban puting beliung.
"Umumnya warga yang terkena musibah angin puting beliung ini adalah warga kelas bawah yang rumahnya terbuat dari papan beratap seng serta anyamanan bambu," sebutnya.
Sementara itu dari data Kapolsek Bulukumpa Iptu Andi Subhan yang melakukan pendataan di tiga desa itu berhasil menaksir kerugian sementara warga yakni berkisar Rp700 juta lebih.
Pewarta: Muh Hasanuddin
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015