Impor sudah berkurang walaupun masih, namun yang terbaik adalah ekspor kita meningkat, untuk buah dan sayurJakarta (ANTARA News) - Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan berkurangnya impor buah serta sayuran mampu menghemat devisa negara sebesar Rp52 triliun sepanjang tahun.
"Impor sudah berkurang walaupun masih, namun yang terbaik adalah ekspor kita meningkat, untuk buah dan sayur," kata Amran Sulaiman usai membuka acara "Karnaval Festival Bunga dan Buah Nusantara (FBBN) " di Bogor, Jawa Barat, Minggu.
Menurut data, impor buah sudah menurun sebanyak 16 persen, sedangkan ekspor meningkat 30 persen. Kemudian impor sayur menurun sebanyak 9,6 persen, dan ekspor sayuran mencapai 32 persen, meningkatnya.
Selain itu, kondisi kebutuhan ekspor dunia untuk komoditi holtikultura adalah 200 juta ton, sedangkan hingga saat ini Indonesia baru mampu memenuhi sekitar 6 juta ton untuk ekspor.
"Peluang kita masih besar untuk meningkatkan ekspor holtikultura, kita harus meninggalkan ego sektoral dan bekerja sama dalam mewujudkan kesempatan ini," katanya.
Oleh karena itu Mentan akan berkoordinasi dengan Presiden Joko Widodo untuk fokus dalam pengembangan tanaman pangan, seperti sayuran dan buah.
"Minggu depan, Rabu, saya akan rapat terbatas dengan presiden membahas tentang kesempatan ini, bisa dijadikan even internasional untuk memacu produksi buah," katanya.
Ia mengatakan, saat ini dana Kementerian Pertanian telah meningkat menjadi 100 persen yang akan disalurkan untuk berbagai program yang meningkatkan produktivitas pertanian.
Mentan juga bangga bisa membuat surplus produksi padi dan tidak impor sepanjang tahun. Kementerian Pertanian mengklaim produksi padi dari Oktober 2014 sampai Oktober 2015 surplus karena tidak ada impor beras umum pada periode tersebut.
Indikasinya adalah stok Bulog Oktober 2014 sebesar 1,7 juta ton beras, dicapai melalui tambahan impor 800.000 ton. Sedangkan bulan Oktober 2015 tanpa penyerapan optimal puncak panen raya Januari-Mei, stock Bulog tetap 1,7 ton beras tanpa impor.
Ia juga menjelaskan pencapaian tersebut bisa dilakukan dalam keadaan pertambahan jumlah penduduk yang mengkonsumsi beras sebanyak 3,7 juta jiwa (setara 460.000 ton).
Pewarta: Afut Syafril
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015