Bogor, Jawa Barat (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menginginkan produksi dan kualitas buah nusantara ditingkatkan sehingga dapat dipasarkan secara luas di pasar internasional dan akhirnya meningkatkan pendapatan petani.
"Produksi dan kualitas buah nusantara harus kita genjot, semua buah yang unggulan tidak hanya masuk pasar modern tapi juga pasar modern di semua negara. Karena di sinilah pendapatan tambahan tetap petani dinaikkan," kata Presiden di Kampus IPB, Bogor, Sabtu.
Dia lalu menceritakan pengalamannya sewaktu berkunjung ke Uni Emirat Arab yang ternyata memasarkan buah asal Indonesia.
"Saya datangi malam hari supermarket itu, saya melihat hampir semua buah kita dijual dalam kemasan baik, dengan harga baik, tersaji dalam sebuah gerai yang sungguh menaikkan citra dan presepsi buah nusantara," kata Presiden.
Presiden melihat, ada mangga dari Cirebon, nanas dari Lampang, semangka dari Sragen, pepaya dari Boyolali dan manggis dari Jawa Barat, hampir semua buah nusantara yang dijual di supermarket UEA itu.
Melihat potensi itu, Presiden merasa sudah saatnya produksi dan kualitas buah nusantara ditingkatkan dan dia meminta Kementerian Pertanian, IPB, pemerintah daerah dan BUMN perkebunan mengelola dari hulu dan hilir produksi buah nusantara.
"Saya yakin komitmen para bupati, dan pemerintah daerah yang menyediakan 50 hektare lahan di kabupaten masing-masing menjadi fokus kita," kata Presiden.
Jokowi optimistis langkah ini membuat Indonesia menjadi produsen bunga dan buah yang sangat baik dengan kualitas terbaik.
"Jangan terbalik, justru sekarang kita banyak makan buah impor, jeruk impor, anggur impor, apel impor, durian impor. Makanya saya ulangi terus, ke depan produksi impor harus diganti dengan produksi dalam negeri. Untuk menaikkan derajat produksi kita. Saya yakin bisa dan harus ada yang mengawal," kata dia.
Jokowi meminta IPB bergerak mengawal benih, memberikan pendampingan, pemerintah kabupaten kota menyiapkan betul lahan perkebunan, dan Kementerian Pertanian menyiapkan pengelolaan hulu hingga hilir.
"Jadi manajemen dari pusat sampai daerah semua bergerak. Saya yakin insya Allah gabungan antara akademisi, pemerintah dan dunia usaha dikembangkan semua bergerak sama-sama. Memang perlu waktu, tapi revolusi oranye harus dimulai. Dan IPB yang bertanggung jawab," kata Presiden.
Presiden menambahkan, butuh gerakan revolusioner untuk mengurangi ketergantungan impor.
"Saya perintahkan lagi BMUN, PTPN dari dulu sampai sekarang tidak usah bertahan menanam yang sama (sawit, teh, kopi). PTPN harus mikir menanam buah," kata Jokowi. "Kita harus mendorong produksi pada saat bersamaan diikuti kampanye konsumsi buah nusantara. Konsumsi buah nusantara harus terus dikampanyekan."
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015