"Lokalisasi dan panti pijat yang berkedok prostitusi di Kota Sorong sangat marak sudah tidak dapat dikendalikan," kata Tokoh Pemuda Malamoi Tin Kalami di Sorong, Sabtu.
Menurut dia, maraknya tempat prostitusi di Kota Sorong mengakibatkan tingginya angka penderita HIV AIDS serta tinggi pula kasus kekerasan terhadap perempuan.
"Guna menyelamatkan kehidupan generasi muda penerus bangsa lokasisasi dan panti pijat yang berkedok prostitusi harus ditutup," katanya.
Pada kesempatan itu pula, ia mempertanyakan pembentukan panitia khusus (pansus) DPRD Kota Sorong untuk melakukan kajian terhadap izin tempat prostitusi karena semakin marak.
Pendamping Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak (P2TPPA) Kota Sorong, Setio yang memberikan keterangan terpisah, mengatakan pihaknya mencatat jumlah tempat prostitusi hingga Februari 2015 sebanyak 69 tempat.
Dia menjelaskan, P2TPPA Kota Sorong mencatat jumlah tempat prostitusi pada 2012 sebanyak 18 tempat, meningkat menjadi 29 tempat pada 2013.
"Jumlah tempat prostitusi di Kota Sorong pada 2014 tercatat sebanyak 57 tempat dan hingga Februari 2015 tercatat sebanyak 69 tempat prostitusi," katanya.
Ditambahkan, jumlah tersebut tidak pasti dan akan terus meningkat karena masih banyak tempat prostitusi tersembunyi di Kota Sorong yang belum didata.
Pewarta: Ernes B Kakisina
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015