Yogyakarta (ANTARA News) - Koleksi satwa di Objek Wisata Gembira Loka Zoo Yogyakarta bertambah menyusul kelahiran seekor bayi lutung jawa, sehingga total lutung di kebun binatang itu saat ini berjumlah lima ekor.
Staf biologi Gembira Loka Zoo (GL Zoo) Dewi Astuti Nurcahyani di Yogyakarta, Jumat, mengatakan bayi lutung jawa tersebut diberi nama "Luna". Bayi lutung yang masih berwarna kemerah-merahan itu merupakan hasil persilangan lutung jantan merah bernama "Royal" dan lutung betina hitam benama "Jelly".
"Luna merupakan keturunan ketiga (lutung jawa) yang lahir di GL Zoo," kata Dewi.
Ia mengatakan, sebelumnya Gembira Loka Zoo memiliki dua lutung jawa yang seluruhnya berjenis kelamin betina serta dua lutung merah berjenis kelamin jantan dan betina.
"Lutung merah itu endemik Indonesia, kalau lutung jawa kan spesifik. Bedanya hanya varietas bulu karena warna genetiknya beda," kata dia.
Meski saat ini masih berbulu kemerahan, bayi lutung hasil perkawinan silang tersebut menurut Dewi nantinya akan memiliki bulu hitam seperti induknya yang melahirkan.
Dewi mengatakan dalam kehidupan lutung terdapat kasta. Lutung merah memiliki kasta lebih tinggi dari lutung jawa. "Jadi yang kastanya lebih rendah akan ikut merawat bayi lutung tersebut," katanya.
Selain lutung, ia mengatakan beruang madu koleksi GL Zoo juga melahirkan bayi jantang sekitar 1,5 bulan lalu. Dengan kelahiran itu, GL Zoo saat ini memiliki koleksi delapan beruang madu. "Bayi beruang yang baru lahir belum dikeluarkan dari kandang," katanya.
Koleksi burung merak, kata Dewi, pada pekan lalu juga berhasil menetaskan tiga dari enam telur yang merupakan jenis merak hijau campuran merak putih yang biasanya disebut blorok.
Direktur Utama GL Zoo, KMT A. Tirtodiprojo mengatakan proses pengembangbiakan koleksi satwa tersebut terjadi melalui "breeding" lokal. "Proses breeding lokal di GL Zoo sendiri berlangsung cukup baik," katanya.
Proses "breeding" di kebun binatang ini, menurut Tirtodiprojo terdiri atas "breeding" secara intensif dan "breeding" secara alami. Meski demikian, menurut dia, seluruh proses "breeding" yang terjadi di GL Zoo, 80 persen merupakan "breeding" alami.
Ia menyebutkan, satwa yang dikembangbiakkan dengan "breeding" intensif misalnya kakatua, burung paruh bengkok, dan gajah. Satwa-satwa tersebut harus melalui pengawasan dan intervensi agar bisa terjadi "breeding".
Tirtodiprojo mengatakan, hasil "breeding" selain untuk menambah koleksi satwa juga dapat digunakan untuk tukar menukar atau membantu lembaga konservasi lain yang membutuhkan. "Breeding juga dapat memberi surplus stok satwa ke alam liar," katanya.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015