Bandung (ANTARA News) - Provinsi Jawa Barat menyumbang sekitar 40 persen pertumbuhan industri nasional dengan kontribusi pasar 43 persen dibandingkan daerah lain.
"Terdapat banyak industri yang memiliki nilai tambah tinggi di Jawa Barat. Hal ini mendorong kontribusi Jabar dalam pertumbuhan industri nasional," kata Sekjen Kementerian Perindustrian Syarif Hidayat di Bandung, Kamis.
Terlebih, lanjut syarif, banyak kawasan industri yang tumbuh di wilayah yang dipimpin Ahmad Heryawan tersebut, misalnya kawasan industri di daerah Bekasi dan Karawang.
Menurut Syarif, salah satu kekuatan industri di daerah ini adalah tekstil, termasuk di dalamnya industri kreatif dan fashion,.
Dalam hal ini, Syarif mengatakan bahwa Kemenperin akan mendorong tumbuhnya industri fashion di Jabar, sehingga bisa mendongkrak ekspor dan pertumbuhan industri nasional.
"Jadi, kalau bicara tekstil, tidak lagi hanya dibikin pakaian. Kami akan kembangkan, bagaimana tekstil ini bisa menjadi sebuah dekorasi bernilai tinggi," ujar Syarif.
Misalnya, lanjut dia, bahan-bahan lokal seperti serat eceng gondok dan rami bisa menjadi sebuah hiasan dinding, tutup lampu hias dan sebagai penutup sofa yang dipakai di rumah makan tradisional.
Hal tersebut diyakini akan meningkatkan nilai tambah, mengingat bahan-bahan lokal yang khas tersebut dibuat dengan inovasi tinggi menjadi sebuah kerajinan.
Syarif berharap, jenis industri kerajinan mulai dari Industri Kecil Menengah (IKM) hingga industri besar bisa turut diandalkan sebagai tulang punggung pertumbuhan industri nasional.
"Karena industri kreatif itu tidak terbatas nilainya. Misalnya fashion, kalau dihitung-hitung cuma sekian, tapi dengan desain luar biasa, harganya bisa berlipat ganda," kata Syarif.
Setelah Jabar, Jawa Timur juga turut berkontribusi tinggi terhadap pertumbuhan industri nasional.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015