Pelatih yang lahir 8 Agustus 1949 di Tondano, Sulawesi Utara, tersebut meninggalkan seorang istri, Meyrines, serta empat anak dan 13 cucu. Anak pertama Sutan Rambing, Temuzin Rambing, sudah meninggal dunia.
Meyrines mengatakan suaminya meninggal dunia karena sakit komplikasi liver, ginjal, dan stroke. "Satu bulan terakhir ini suami dirawat di rumah sakit," katanya.
Ia menuturkan satu setengah bulan sebelum sakit stroke suaminya sempat mendapat tawaran untuk menjadi pelatih tinju di Jepang tetapi tidak diizinkan oleh anak-anaknya karena usianya sudah lanjut.
Meyrines mengatakan suaminya selalu menekankan agar anak-anaknya selalu jujur, tegas dan welas asih. "Termasuk pada anak didiknya di dunia tinju," katanya.
Jenazah Sutan Rambing dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Sompok, Semarang, Jawa Tengah, pukul 13.30 WIB.
Tokoh-tokoh tinju di Jawa Tengah, termasuk Ketua Umum Pengusur Provinsi Pertina Jateng Simon Legiman dan juara dunia kelas bulu WBA Chris John, melayat ke kediaman keluarganya.
Sutan Rambing pernah melatih Chris John, juara ASIA/PABA yaitu Sni Rambing (kelas welter), Roy Muklis (kelas bulu PABA), serta petinju-petinju yang pernah menjadi juara nasional seperti Arthur Rambing dan Ferdinan.
Ia memulai karier sebagai pelatih tinju pada 1976, ketika melatih di Sasana Garuda Jaya, Jakarta.
Dia kemudian ke Semarang melatih di Sasana Adam selama setahun, menangani Sasana Orang Tua Semarang sampai 1989, lalu menangani Sasana Tugu Muda (1997/1998) yang akhirnya berganti nama menjadi Sasana Tugu Muda Bank Buana, yang melahirkan Chris John.
Pewarta: Hernawan Wahyudono
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015