Tokyo (ANTARA News) - Aktris Jepang Setsuko Hara, bintang dari film "Tokyo Story" dan film-film klasik lainnya, telah tutup usia pada umur 95 tahun, seperti dilaporkan media, Rabu (26/11), nyaris tiga bulan setelah kematiannya.

Berita ini mendominasi halaman depan surat kabar di Jepang dengan judul yang menyebutnya sebagai penampil "legendaris" dan "Eternal Madonna".

Hara telah diopname sejak pertengahan Agustus dan kematiannya pada 5 September akibat pneumonia tidak segera dipublikasikan "seperti harapannya agar tidak perlu ada kehebohan", kata keponakannya yang berusia 75 tahun pada kantor berita Kyodo.

Sebuah upacara pemakaman pribadi telah dilangsungkan, imbuhnya.

Hara, pemilik nama asli Masae Aida, melakukan debutnya pada 1930-an, namun namanya melejit setelah Perang Dunia II saat bekerjasama dengan sutradara terkenal Yasujiro Ozu yang dikenal lewat film "Tokyo Story".

Dalam film tahun 1953 yang dianggap sebagai karya agung di sinema dunia, dia berperan sebagai janda perang yang merawat mertua dari mendiang suaminya ketika mereka berkunjung ke Tokyo, sementara anak kandung mereka sendiri terlalu sibuk.

Sebuah polling dari sineas regional dan kritikus internasional yang dipublikasikan bulan lalu di Festival Film Internasional Busan menobatkan drama tersebut sebagai film Asia terbaik sepanjang masa.

Dalam film Ozu berjudul "Late Spring" dan "Early Summer", dia berperan sebagai perempuan sopan dan elegan, di film yang mengangkat isu hubungan keluarga di saat ekonomi yang semakin modern dalam waktu singkat.

Dia juga tampil di "No Regrets for Our Youth" dan "The Idiot" karya Akira Kurosawa -sutradara "Seven Samurai"- juga film yang diarahkan Tadashi Imai dan Mikio Naruse.

Hara, yang dikabarkan tidak menikah dan dijuluki "Eternal Virgin", mendadak hengkang dari industri film pada 1962.

Dia kemudian tinggal di sebelah rumah saudaranya di Kamakura, kota tepi pantai di selatan Tokyo.

Dia tak pernah menjelaskan kepergian mendadaknya dari industri yang membuat sosoknya semakin misterius.

Namun, dalam wawancara khusus dengan sebuah surat kabar pada 1992, dia dengan rendah hati mengecilkan pencapaiannya sebagai salah satu aktris terkemuka Jepang selama masa yang kerap disebut sebagai zaman keemasan sinema di negeri itu.

"Bukan hanya saya yang bersinar," kata dia pada surat kabar Yomiuri. "Saat itu semua orang bersinar," kata dia seperti dilansir dari AFP.

Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015