Jakarta (ANTARA News) - Chief Security Researcher Kaspersky Lab, Alex Gostev, mengungkap hasil temuannya bahwa, Indonesia berada di urutan kedelapan negara APAC paling rentan terhadap serangan siber.
Bentuk serangan siber pun bermacam-macam, mulai dari jaringan penjahat siber yang menyerang ATM (Carbanak) hingga jaringan penjahat siber yang menyerang layanan koneksi internet di hotel (Dark Hotel).
"Carbanak bekerja dengan menginfeksi satu PC admin bank, kemudian berusaha untuk menginfeksi lebih banyak komputer," kata Alex di Jakarta, Kamis.
"Dari investigasi kami, Carbanak memiliki dua pola serangan siber, yakni mengambil uang cash langsung di ATM atau transfer ke akun palsu," sambung dia.
Karena telah memiliki akes admin Bank, Alex mengatakan pola transfer dilakukan dengan membuat akun palsu di data base dan mengirimkannya ke akun bank lain. "Pola ini biasanya tidak langsung disadari oleh Bank, karena tidak berbentuk uang real," ujar dia.
Sementara Dark Hotel, melakukan serangan melalui layanan konektivitas internet di hotel-hotel. Ironisnya, menurut Alex, hotel-hotel yang diincar justru kebanyakan hotel-hotel mewah bintang 5.
"Ketika Check-in di hotel menggunakan internet akan di-direct ke suatu laman untuk menginstal sesuatu, dan sebenarnya laman ini palsu," ujar Alex.
"Melalui instalasi tersebut, merekaingim mereplikasi data dan mengambil informasi dari PC korban," lanjut Alex.
Alex melihat pola serangan siber seperti ini semakin sering terjadi dan Dark Hotel semakin besar. Dia mengaku telah mulai menemukan pola serangan tersebut sejak Agustus 2010.
Alex mengungkapkan 90 persen pola serangan tersebut berlokasi di Taiwan, tiongkok, Rusia, Asia Tenggara dan Jepang. "Banyak terjadi di negara tersebut, tapi karena banyak korban yang kerjanya travelling, jadi menyebar ke seluruh dunia," kata dia.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015