"Produksi padi berlebih, ini hasil terbaik dalam lima tahun terakhir," kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan Hasil Sembiring usai mengadakan jumpa pers di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Kamis sore.
Indikasinya adalah stok Bulog Oktober 2014 sebesar 1,7 juta ton beras, dicapai melalui tambahan impor 800.000 ton. Sedangkan bulan Oktober 2015 tanpa penyerapan optimal puncak panen raya Januari-Mei, stock Bulog tetap 1,7 ton beras tanpa impor.
Ia juga menjelaskan pencapaian tersebut bisa dilakukan dalam keadaan pertambahan jumlah penduduk yang mengkonsumsi beras sebanyak 3,7 juta jiwa (setara 460.000 ton).
"Walau diterpa El Nino yang kuat, ternyata meningkat signifikan paling tidak 1,26 juta ton beras dibandingkan tahun 2014," katanya.
Pada tahun 1998 dengan El Nino kuat (intensitas 1,9 persen) Indonesia masih harus mengimpor 7,1 juta ton beras pada saat itu, serta jumlah penduduk 202 juta jiwa.
Tahun 2015 jumlah penduduk mencapai 252 juta jiwa, dan intensitas El Nino 2,4 persen seharusnya akan impor beras 9,0 juta ton beras, namun justru ada stock beras 1,3 juta ton beras, kata Hasil.
Ia juga menjelaskan dengan adanya produksi yang stabil tersebut belum diperlukan impor beras.
Pewarta: Afut Syafril
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015