Jakarta (ANTARA News) - Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menggandeng artis Ine Febriyanti untuk memberikan motivasi kepada pemuda Indonesia dalam seni peran.

Salah satu program yang dilakukan adalah menggelar coaching clinic pementasan monolog kepeloporan pehlawan nasional Cut Nyak Dien di ruang teater Wisma Kemenpora, Jakarta, Kamis.

"Coaching clinic ini dimaksudkan untuk mempelajari pesan yang disampaikan pada pementasan monolog Cut Nyak Dien. Kami bercita-cita bahwa pemuda mampu menegakkan kebenaran dan melawan ketidakadilan," kata Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora, Sakhyan Asmara.

Dipilihanya artis Ine Febriyanti sebagai motivator bukan tanpa alasan. Menurut dia, artis asal Semarang Jawa Tengah itu memiliki karakter yang kuat dalam memerankan tokoh Cut Nyak Dien yang sebelumnya ditampilkan di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Rabu malam (25/11).

"Pementasan dilakukan untuk menyelami karakter Cut Nyak Dien," usai memantau langsung coaching clinic yang diikuti oleh organisasi kepemudaan dan perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Jabodetabek itu.

Cut Nyak Dien menurut Sakhyan merupakan salah satu tokoh nasional yang mempunyai peran penting dalam membangun bangsa. Selama berjuang, peremuan asal Aceh itu terus mengobarkan semangat juang hingga darah penghabisan.

Sakhyan menegaskan, coaching clinic kepada pemuda Indonesia untuk kedepannya akan dipeluas atau tidak hanya untuk kawasan Jabodetabek saja. Namun, juga akan dilakukan kebeberapa daerah yang ada di Indonesia.

"Revolusi mental yang dicanangkan oleh presiden harus didukung penuh. Ini (coaching clinic) adalah salah satu program untuk mendukungnya. Makanya akan terus kami maksimalkan," kata pria asal Medan Sumatera Utara itu.

Sementara itu Ine Febriyanti mengaku sangat terinspirasi dengan tokoh Cut Nyak Dien. Pihaknya menilai pahlawan asal Aceh ini merupakan perempuan yang gagah berani. Meski demikian tidak meninggalkan perannya yaitu sebagai seorang ibu sekaligus seorang istri.

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015