Beijing (ANTARA News) - Para pemain bulutangkis China dibuat bingung oleh penonton yang gaduh di Malaysia dan Indonesia dan memilih bermain di hadapan penonton Eropa yang lebih bisa menghormati, kata pelatih tim nasional China, Li Yongbo. Persaingan antara pebulutangkis nomor satu dunia Lin Dan dan juara Olimpiade asal Indonesia, Taufik Hidayat, termasuk juga kebencian yang dirasakan oleh negara kuat bulutangkis di Asia terhadap dominasi China yang sedang tumbuh, telah menimbulkan beberapa penerimaan yang buruk terhadap para pemain asuhan Li. "Fans di Malaysia dan Indonesia tidak terlalu bersahabat," kata Li pada China Daily edisi Rabu, "Pemain kita dicemooh dan disuiti saat bertanding di negara-negara tersebut. "Kami tidak punya cara untuk menghindari gangguan itu kecuali dengan sepenuhnya fokus terhadap pertandingan kami. Para pemain kita harus belajar bagaimana mengatasi gangguan dari tribun itu," katanya, seperti dikutip Reuters. Li mengatakan para pemain China lebih nyaman di Eropa. "Fans di sana lebih menunjukkan rasa hormat dan menyoraki setiap pemain yang bermain dengan baik," ujarnya. Penonton Indonesia yang gaduh dan berlimpah menyoraki Taufik dengan berapi-api saat menang atas Lin pada final Asian Games di Doha Desember silam. Li mengatakan penonton di Madrid untuk pertandingan semifinal Kejuaraan Dunia yang terjadi antar pemain China, Lin dan Chen Hong pada September lalu lebih sportif. "Terdapat banyak sekali fans negara lain dalam pertandingan tersebut dan sesudahnya seluruh stadion memberi tepuk tangan penghargaan sambil berdiri atas penampilan mereka yang brilian," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2007