LiFi menggunakan lampu pintar LED mengirim informasi hingga 1GBps, atau sekitar 100 kali lebih cepat dibanding jaringan WiFi rata-rata.
Diciptakan oleh Profesor Harald Haas dari Universitas Edinburgh, teknologi tersebut diuji coba di kantor dan di perindustrian oleh startup asal Estonia, Velmenni.
"Saat ini kami telah merancang solusi pencahayaan yang cerdas untuk lingkungan industri dimana komunikasi data dilakukan melalui cahaya," kata CEO Velmenni, Deepak Solanki, seperti dikutip Digital Spy.
"Kami juga melakukan proyek percontohan dengan klien di mana kami menyiapkan jaringan LiFi untuk mengakses internet di ruang kantor mereka," tambah dia.
LiFi bergantung pada spektrum visual, bukan gelombang radio, menggunakan kecepatan on-off bola lampu untuk membawa data.
Dalam uji coba di laboratorium, teknologi jaringan LiFi telah mencapai kecepatan 3Gbps, namun hal tersebut belum terjadi di dunia nyata.
LiFi disebut-sebut sebagai pendamping (bukan pengganti) WiFi. LiFi membantu pengguna menikmati kecepatan berinternet di dalam ruangan berkat kemampuannya menembus dinding.
Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015